Profil Ketua Umum PP Muhammadiyah ke-13 Buya Syafii Maarif, Wafat karena Serangan Jantung

  • Whatsapp
buya syafii dan Jokowi
Ahmad Syafii Maarif saat bersama Presiden Jjokowi. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Salah satu guru bangsa Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif meninggal di usia 87 tahun pada Jumat, 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB. Tokoh yang akrab disapa Buya Syafii ini meninggal di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998 – 7 Juli 2005 ini sempat dua kali dirawat di rumah sakit tersebut akibat serangan jantung ringan dan gejala sesak napas.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Berty Murtiningsih, Jubir Penanganan Covid-19 Pemda DIY Meninggal

Pria kelahiran 31 Mei 1935 ini dimakamkan di pemakaman Husnul Khatimah milik Muhammadiyah yang berlokasi di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo. Sebelum dimakamkan, jenazah dibawa ke Masjid Besar Kauman untuk disaatkan selepas Jumatan.

Duka mendalam tidak hanya bagi warga Muhammadiyah atas kepergian tokoh cendikiawan ini, namun juga Indonesia. Ucapan bela sungkawa datang dari sejumlah tokoh Tanah Air atas meninggalnya tokoh pemikir Islam ini.

Baca Juga: Innalillahi, Kabar Duka Hari Dendi bin Soetomo Moelyo Meninggal Dunia

Buya Syafii lahir pada 31 Mei 1935 di Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatra Barat. Dia dibesarkan dari keluarga sederhana. Buya mengenyam sekolah dasar di dekat rumahnya. Selain itu, Buya juga mengenyam sekolah agama di ibtidaiyah Muhammadiyah Kampung Sumpur, Sumatra Barat.

Buya melanjutkan ke tingkat menengah di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Lintau, Sumatra Barat. Setelah lulus setingkat SMP, Buya menuju Yogyakarta, meneruskan jenjang pendidikan SMA milik organisasi Muhammadiyah, Madrasah Muallimin.

Baca Juga: Mantan Bupati Kulon Progo Toyo S Dipo Wafat, Berikut Profilnya

Istri dari Nurchalifah ini setelah lulus Muallimin, mengabdi di pendidikan yang dikelola organisasi Muhammadiyah. Buya dikirim ke Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengajar di sekolah Muhammadiyah.

Setelah mengabdi di NTB, Syafii Ma’rif kembali ke Jawa. Buya masuk ke perguruan tinggi, mengambil jurusan sejarah di Universitas Cokroaminoto Surakarta. Kemudian melanjutkan kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta dan sukses meraih gelar sarjana.

Baca Juga:Innalillahi, Dalang Kondang Ki Manteb Sudarsono Meninggal Dunia

Lulus S1, Buya Syafii melanjutkan pendidikan ke jenjang master dan doktor ke Amerika Serikat. Program master di Departemen Sejarah Ohio University dan pemikiran Islam di Universitas Chicago, Amerika Serikat.

Sekolah yang tinggi tidak melupakan Muhammadiyah yang sudah membesarkannya. Buya tetap aktif di organisasi pembaharu Islam ini. Pada 1998, Buya Syafii terpilih Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2000, menggantikan Amien Rais yang terjun ke politik praktis.

Baca Juga: Sejarah Alun-alun Utara Yogyakarta dan Makna 64 Pohon Beringin

Dalam waktu dua tahun, Buya membawa Muhammadiyah ke jalur khittahnya. Buya terus dipercaya. Pada muktamar Muhammadiyah, Buya kembali menetapkannya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah 2000-2005.

Setelah tidak menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii tetap konsen terhadap perkembangan Muhammadiyah, Islam, dan Indonesia. Pemikiran-pemikiran Buya Syafii masih dibutuhkan bangsa ini. Sosok yang meraih penghargaan Ramon Magsaysay Award ini juga pernah menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP).

Selamat jalan guru bangsa. []

Related posts