BacaJogja – Jembatan Glagah di Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Kepanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta mengalami kerusakan parah. Kini jembatan yang dibangun sejak 1980 ini ditutup untuk lalu lintas kendaraan roda empat karena membahayakan.
DPRD DIY langsung melakukan peninjauan terhadap kondisi jembatan yang berada di sisi timur Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) tersebut. “Kami minta Dinas PUP-ESDM DIY untuk segera mengatasi permasalahan ini,” kata Ketua Komisi C Gimmy Rusdin Sinaga, saat meninjau lokasi pada Senin, 26 September 2022.
Baca Juga: Jembatan Glagah JJLS Kulon Progo Rusak Parah, Motor Masih Boleh Lewat
Menurut dia, jembatan ini tidak sekedar hanya penghubung daerah di sisi timur dan barat sungai saja. “Jembatan ini merupakan sambungan JJLS yang menjadi jalur utama dan termasuk proyek strategis. Sehingga penanganan harus segera dilakukan,” tegasnya.
Saat ini kondisi jembatan tersebut, tepatnya pada bagian aspal jembatan sisi barat sudah mengalami amblas sekitar 5-10 cm. Sedangkan pada bagian bawah jembatan terdapat lubang dan retakan panjang hingga kerangka jembatan terlihat.
Baca Juga: Jembatan Glagah Daendels Kulon Progo Rusak dan Ditutup, Ini Rute Alternatif
Pada saat yang sama, Wakil Ketua Komisi C Lilik Syaiful Ahmad mengatakan, saat ini status jalan masih dalam proses peralihan dari Jalan Provinsi menjadi Jalan Nasional. “Meskipun masih berstatus Jalan Provinsi, namun secara fungsional jalur ini sudah menjadi Jalan Nasional karena merupakan bagian dari proyek kawasan strategi nasional,” jelasnya.
Dia mengatakan, sejak awal berdirinya jembatan ini belum ada perbaikan sama sekali. Dengan adanya program menjadi Jalan Nasional seharusnya jalan tersebut diperbaiki menjadi empat jalur seperti jalan nasional lainnya. “Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1980-an dan belum diapa-apakan, harus diganti harus diubah,” jelasnya.
Baca Juga: Data Rombongan Pemudik Kecelakaan Tunggal di JJLS Kulon Progo, Satu Meninggal
Pperwakilan Dinas PUP-ESDM Wira menuturkan untuk menentukan langkah perbaikan yang ditempuh seperti apa, perlu mengidentifikasi dan mengukur kerusakan lebih detail. “Dari situ nanti baru kami bisa menyampaikan rencana penanganannya seperti apa. Baik jangka pendek maupun jangka panjang,” ungkapnya. []