Keraton Yogyakarta Gelar Sekaten 1-7 Oktober 2022, Garebeg Mulud Ditiadakan

  • Whatsapp
kondur gangsa
Sri Sultan HB X saat menyebar udhik-udhik di Masjid Gede Kauman Yogyakarta, pada Sekaten 2018. (Foto: Jogja Daily/Hanang Widiandhika)

BacaJogja – Keraton Yogyakarta kembali menggelar perayaan Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 1-7 Oktober 2022 (6-12 Mulud Ehe 1956). Prosesi diawali dengan Miyos Gangsa atau keluarnya Gamelan Sekati, yakni Kanjeng Kiai Gunturmadu dan Nagawilaga dari Keraton, yang dibawa ke Pagongan Kagungan Dalem Masjid Gedhe pada tanggal 6 Mulud hingga 12 Mulud.

Sedangkan prosesi Garebeg Mulud dengan arak-arakan prajurit dan gunungan yang dijadwalkan pada Sabtu, 8 Oktober 2022 atau 12 Mulud Ehe 1956 tahun ini masih ditiadakan. Formasinya masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni pembagian pareden gunungan.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Keraton Yogyakarta: Bukan Pasar Malam Sekaten, tapi Pasar Rakyat Jogja Gumregah

Penghageng Pengulon KRT Jayaningrat menjelaskan pelaksanaan Miyos Gangsa dijadwalkan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam sedangkan Kondur Gangsa atau kembalinya Gamelan Sekati ke Keraton akan dilaksanakan pada Jumat, 7 Oktober 2022 malam. Gamelan Sekati yang telah berada di pagongan selanjutnya akan ditabuh setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Prosesi ini yang selanjutnya dikenal dengan istilah Sekaten.

Prosesi Miyos Gangsa akan dilaksanakan di Bangsal Pancaniti, Pelataran Kamandungan Lor. Direncanakan, selepas Isya, Utusan Dalem akan menyebar udhik-udhik secara terbatas hanya bagi pengrawit atau wiyaga yang bertugas di lokasi. “Selanjutnya Gamelan Sekati akan dibunyikan hingga pukul 23.00 WIB sebelum dibawa menuju Pagongan Masjid Gedhe,” jelasnya dalam siaran pers, Jumat, 30 Oktober 2022.

Baca Juga: Pasar Malam dan Tradisi Sekaten Keraton Yogyakarta

Sementara, sebelum prosesi Kondur Gangsa, akan dilangsungkan penyebaran udhik-udhik oleh Sri Sultan HB X yang dimulai dari pagongan sisi selatan, pagongan sisi utara, kemudian ke dalam Masjid Gedhe. Udhik-udhik terdiri dari bunga, uang logam, beras, dan biji-bijian sebagai lambang sedekah raja bagi rakyatnya.

“Setelah menyebar udhik-udhik, Ngarsa Dalem akan mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dengan mengenakan simping melati di telinga sebagai lambang bahwa raja selalu mendengarkan keluh kesah rakyatnya,” jelas Kanjeng Jayaningrat.

Baca Juga: Daftar Lengkap Event Unggulan di Yogyakarta Oktober 2022

Adapun prosesi Kondur Gangsa ini juga dapat disaksikan masyarakat secara langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Kami akan membuka pelataran Kagungan Dalem Masjid Gedhe saat penyebaran udhik-udhik yang dibagikan kepada masyarakat umum, namun jumlahnya tetap dibatasi,” tambahnya. []

Related posts