BacaJogja – Karnanal seni budaya besar-besaran tersaji dalam event Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 2022 pada Jumat, 7 Oktober 2022. Event yang sudah menjadi bagian dari calendar of event Kemenparekraf RI ini merupakan puncak peringatan HUT ke-266 Kota Yogyakarta.
Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Andrini Wiramawati mengatakan, pada event WJNC 2022 ini setidaknya akan diikuti lebih dari 500 seniman yang berasal dari 14 kemantren yang ada di Kota Yogyakarta. Para seniman ini akan menyajikan suguhan penampilan seni koreogeafi, busana, musik kontemporer dan tata lighting yang menawan karya seniman-seniman ternama.
Baca Juga: Wayang Jogja Night Carnival Kembali Hadir di Tugu Yogyakarta
Ada arak-arakan kendaraan hias, serta cosplay tokoh-tokoh wayang pun bisa kembali dinikmati publik secara langsung. Rute iring-iringan seni budaya berjalan sejauh sepanjang 1,2 kilometer.
Adapun rute yang dilalui menyusuri Jalan Sudirman ke barat sampai simpang empat Tugu Yogyakarta. Kemudian belok ke kiri atau ke selatan masuk ke ruas Jalan Margoutomo atau Jalan Mangkubumi. Di sepanjang rute yang dilewati, warga maupun wisatawan bisa menyaksikan secara lansgung atraksi para seniman Yogyakarta ini.
Baca Juga: Daftar 14 Event Perayaan HUT ke-266 Kota Yogyakarta, Lengkap!
Event terbesar sekaligus menjadi ikon Kota Yogyakarta ini dimulai selepas Magrib atau pukul 18.30 WIB. “Acara dimulai pukul 18.30 WIB. Sebelum acara dimulai akses menuju perempatan Tugu Pal Putih ditutup sementara selama WJNC bergulir,” kata Andrini.
Dia mengatakan, WJNC edisi ke tujuh ini kembali dipustakan di kawasan Tugu Pal Putih Yogyakarta. Dalam dua gelaran terakhir, karena dampak pagebluk ovid-19, WJNC terpaksa digelar secara terbatas di kompleks Balai Kota dan Stadion Mandala Krida.
Baca Juga: Kalender Event Jogja Oktober 2022, Selain WJNC Ada Aksi Barongsai 3 Hari di Sleman
Menurut dia, tema yang diusung dalam WJNC #7 yakni ‘Lokananta Arjuna Anugraha’. Lokananta merupakan seperangkat gamelan Suralaya, istana dewa-dewa di kayangan. Dalam ragam kisah pewayangan, Lokananta hanya ditabuh secara khusus dua kali saja, yakni saat pernikahan Baladewa-Erawati dan pernikahan Arjuna-Sembrada.
“Tema ini diambil sebagai wujud rasa syukur bersama masyarakat Kota Yogya, yang berhasil melewati masa pandemi Covid-19. Sekaligus, bentuk dukungan kami terhadap gamelan, yang ditetapkan jadi warisan budaya tak benda UNESCO,” jelas Andrini. []