BacaJogja – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan Pandangan Iklim tahun 2023 (Climate Outlook 2023) bahwa sepanjang tahun 2023. Suhu pada tahun 2023 diprediksi lebih hangat dibanding rata-ratanya. Namun kemungkinan terjadinya fenomena gelombang panas atau heatwave di wilayah Indonesia sangat kecil.
Plt. Deputi Klimatologi, Dodo Gunawan, mengatakan, kemungkinan terjadinya fenomena gelombang panas atau heatwave di wilayah Indonesia sangat kecil karena wilayah Indonesia dikelilingi oleh lautan yang lebih luas dari luas daratan dan memiliki kelembaban udara tinggi yang dapat berperan sebagai “radiator” atau pendingin.
Baca Juga: Prospek Cuaca Bandara YIA Senin-Minggu 17 – 23 Oktober 2022
“Dengan kondisi ini sangat sulit terjadi heatwave di wilayah kepulauan Indonesia,” katanya dalam siaran pers, Senin, 17 Oktober 2022.
Gelombang panas merupakan fenomena aliran udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut, dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
Baca Juga: Peringatan Dini Hujan Lebat di Yogyakarta Bagian Selatan Hari Ini
Fenomena ini terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah, akibat adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas.
Dodo lebih lanjut mengingatkan untuk mewaspadai munculnya berbagai penyakit selama musim penghujan. Mengingat, banyaknya genangan air, perubahan suhu lingkungan yang drastis dapat memicu dan membuat daya tahan tubuh seseorang lebih rentan terserang berbagai penyakit, seperti influenza, demam berdarah, diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), hingga leptospirosis akibat banjir. []