Komisi A DPRD DIY Ingatkan Yogyakarta Punya Potensi Bencana Alam yang Tinggi

  • Whatsapp
Rani Widayati
Ketua Fraksi Golkar dan Sekretaris Komisi A DPRD DIY Rani Widayati. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Gempa bumi Cianjur pada 21 November 202 membawa duka yang mendalam. Data BNPB, dampak gempa tersebut mengakibatkan 268 orang meninggal dunia dan 151 orang masih dinyatakan hilang, terdapat 1.083 orang yang mengalami luka dan 58.362 orang mengungsi. Selain itu, juga mengakibatkan rumah rusak berat 6.570 unit, rumah rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.

Fraksi Partai Golkar DPRD DIY mengucapkan duka mendalam atas bencana gempa di Cianjur Jawa Barat tersebut. “Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan kesabaran bagi warga terdampak. Semoga permasalahan pasca gempa bumi segera tertangani dengan baik,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DIY Rani Widayati dalam siaran pers, Kamis, 24 November 2022.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Update Data Banjir, Longsor dan Pohon Tumbang di Gunungkidul Yogyakarta

Sekretaris Komisi A DPRD DIY ini menguncapkan, berbicara tentang bencana, Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai 12 potensi bencana alam yang tinggi. Data BPBD DIY sepanjang tahun 2021 telah terjadi 338 kejadian tanah longsor, gempa bumi dengan jumlah 217 kejadian, sebagian besar atau 203 di antaranya adalah gempa tidak terasa.

Kejadian bencana alam selanjutnya adalah angin kencang 148 kali, kebakaran pemukiman dan bangunan 155 kali, kebakaran lahan 18 kali, banjir 11 kali, banjir lahar hujan tiga kali, letusan gunung api dua kali, dan satu kejadian pandemi yang telah berlangsung sejak 2020.

“Sedangkan wilayah di DIY yang terdampak paling besar atas bencana alam adalah Kabupaten Kulon Progo yang mengalami 452 kejadian atau sebesar 25 persen,” kata Rani.

Baca Juga: Dua Warga Semin Gunungkidul Masih Hilang Tertimbun Longsor

Lebih lanjut Rani mengungkapkan, kejadian terbaru bencana alam, hidrometeorologi terjadi di Gunungkidul pada 19 November 2022. Cuaca ekstrem yang terjadi, yaitu hujan deras yang mengguyur wilayah Gunungkidul telah menyebabkan tanah longsor dan dua orang meninggal dunia.

Menurut data BPBD Gunungkidul, sebanyak 58 warga berada dalam pengungsian, terdiri terdiri atas 12  kepala keluarga, 34 dewasa, 17 anak-anak, dan 19 lansia. Sebagian besar pengungsi berasal dari dua rukun tetangga di Pedukuhan Blembem.

Berdasarkan data BPBD Gunungkidul terjadi bencana hidrometeorologi di lima kecamatan/kapanewon, yakni Semin, Karangmojo, Nglipar, Ngawen, dan Patuk dan sebanyak 1.446 warga terdampak dan jalan, jembatan terputus serta rumah rusak.

Baca Juga: Dua Korban Longsor Gunungkidul Ditemukan Setelah 4 Hari Tertimbun

Dia mengatakan, potensi bencana yang cukup besar ini perlu menjadi perhatian bersama. Perlu penanggulangan bencana yang meliputi sebelum bencana terjadi (mitigasi) kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi) kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan) kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi) perlu dilakukan secara cepat, tepat, sinergis dan komprehensif antar stakeholder.

Belajar dari gempa DIY tahun 2006 dan bencana di wilayah rawan yang menelan ribuan korban jiwa meninggal dunia dan banyak orang kehilangan harta benda dan kerabat, Fraksi Partai Golkar DIY berharap optimalisasi mitigasi bencana terhadap wilayah rawan bencana di DIY dengan peringatan dini dan membangun kesadaran masyarakat tentang kebencanaan.

“Sosialiasasi edukasi dan informasi tentang potensi bencana di DIY perlu terus dimasifkan kepada masyarakat termasuk terhadap anak anak khususnya di wilayah rawan bencana,” ujar Rani. []

Related posts