BacaJogja – Dalam rangka memperingati Hari Stroke Dunia, atau dikenal sebagai World Stroke Day, Yastroki DIY (Yayasan Stroke Indonesia) akan menggelar aksi spesial besok pagi, Selasa, 29 Oktober 2024, di Malioboro, Yogyakarta. Kegiatan ini meliputi Deklarasi Perang Semesta Melawan Stroke, edukasi, permainan, serta berjalan sembari bernyanyi sepanjang Jalan Malioboro.
Besok pagi, Malioboro akan dipenuhi oleh penyintas stroke, pasien pasca-stroke, dan para relawan stroke yang dikenal sebagai “strokers.” Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik agar semua orang terhindar dari stroke, salah satu penyakit paling mematikan. Saat ini, di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, jumlah penyintas stroke terus meningkat, bahkan tak hanya dialami orang lanjut usia, tetapi juga mulai menyerang generasi muda.
Baca Juga: FUI DIY: Tidak Ada Sweeping Miras di Yogyakarta kecuali Bersama Kepolisian
Ketua Yastroki DIY, Dr. H. Paryono, Sp.S (K), menyampaikan bahwa kampanye melawan stroke ini bertujuan untuk mencegah stroke, serta memberi semangat kepada mereka yang sudah terkena stroke agar pulih kembali, dengan dukungan penuh dari keluarga terdekat. Yastroki DIY juga menyediakan tempat terapi bagi masyarakat yang ingin sehat dan pulih pasca-stroke, yang diadakan setiap Selasa pagi di Embung Tambakboyo, Condongcatur, Sleman.
Ragam terapi bagi strokers meliputi bernyanyi, berteriak, tertawa, senam, dan berjalan bersama mengelilingi embung. “Insyaallah siapa pun akan diterima untuk bersama-sama meraih kesehatan,” kata Dr. Paryono.
Kegiatan peringatan Hari Stroke Dunia di Malioboro ini mendapat dukungan penuh dari DPRD DIY. Beberapa hari lalu, Wakil Ketua DPRD DIY, Umarudin Masydar, menerima perwakilan Pengurus Yastroki DIY, di antaranya Bambang Hindarso dan Akhmad Risaf Iskandar.
Baca Juga: UMKM Kelorida Bersinar di SiBakul Halal Festival 2024: Inovasi Lokal dan Semangat Berkelanjutan
“Alhamdulillah, kita akan memulai aksi perang melawan stroke dari kantor rakyat, dengan harapan rakyat Yogyakarta terhindar dari stroke dan semakin banyak orang peduli serta membantu penyintas stroke dengan berbagai aksi,” kata Akhmad Risaf Iskandar, sekretaris Yastroki DIY yang populer dipanggil Pak Pepi.
Acara peringatan Hari Stroke Dunia ini didukung oleh setidaknya 19 lembaga, termasuk berbagai rumah sakit, komunitas caregivers, kampus, dan kelompok masyarakat. “Acara ini terbuka untuk umum dan gratis, dimulai dari Kantor DPRD DIY di Malioboro hingga Titik Nol Kilometer. Mari hadir untuk memotivasi diri agar terhindar dari stroke yang mematikan dan berbahaya dalam jangka panjang,” tambah Pak Pepi, yang pernah mengalami stroke hingga lumpuh separuh. Berkat dukungan keluarga yang kuat dan pertemuan rutin dengan penyintas stroke lainnya, khususnya di Embung Hepi Tambakboyo, Condongcatur, Sleman, ia kini hampir pulih sepenuhnya.
Baca Juga: Jogja Darurat Miras: Forum Ukhuwah Islamiyah DIY Gelar Aksi Long March Tuntut Tindakan Tegas
Pengalaman Pak Pepi yang pernah mengalami stroke juga dirasakan banyak penyintas lainnya. Pertemuan dengan sesama penyintas, dokter, serta tenaga kesehatan yang peduli, terbukti menjadi “obat mujarab” dalam proses pemulihan dari stroke.
Wakil Ketua Yastroki DIY, Bambang Hindarso, menambahkan bahwa para penyintas stroke membutuhkan dukungan. “Jangan dibayangkan penyintas stroke akan berjalan cepat seperti orang sehat. Misalnya dalam kegiatan jalan sehat dan menari bersama komunitas De-Lans, mungkin kami tampak lambat dan itu bisa menjadi pemandangan unik bagi orang sehat,” ujarnya. Bambang yang juga pernah mengalami stroke selama bertahun-tahun kini telah pulih kembali seperti sediakala.
Peran caregivers, atau orang-orang yang peduli terhadap kesembuhan para strokers, sangat penting dan harus dilakukan secara konsisten di rumah. Harapan hidup bagi para strokers tetap ada, karena banyak yang peduli. “Mari kita bertemu di Malioboro untuk bersama-sama mengkampanyekan perang semesta melawan stroke,” ujar Bambang Hindarso. []