BacaJogja – Mulai tahun ini, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan tidak lagi menerima buangan sampai anorganik dari Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Pemkot dan Pemkab sudah mengeluarkan aturan larangan pembuangan sampak anorganik tersebut.
Di Kota Yogyakarta misalnya dengan mengeluarkan Gerakan Nol Sampah Anorganik didasarkan pada Surat Edaran Wali Kota Yogyakatya No.660/6123/SE/2022. Gerakan tersebut ditujukan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan. Pemkab Bantul dan Sleman juga mengeluarkan serupa.
Baca Juga: Galeri Produk Daur Ulang Sampah yang Keren di Kota Yogyakarta
Salah satu langkah yang bisa dilakukan mengurangi sampah anorganik yakni memulai dari sumbernya atau rumah tangga. Ada cara yang bisa dilakukan misalnya menjadikan samah anorganik menjadi barang yang lebih bermanfaat.
Di Kabupaten Bantul misalnya, warga yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) Pilah Sampah Berkah di Tegal, Paduresan, Imogiri ini. Mereka memilih sampah jenis popok dan menyulapnya menjadi barang kerajinan seperti bantal cantik.
Baca Juga: Pemda DIY Tetapkan Pengembangan TPA Regional Piyungan 58.665 Meter Persegi
Seperti diketahui, popok merupakan sampah yang paling mencemari lingkungan. Di Bantul, banyak popok yang mencemari irigasi. Atas dasar itulah KSM Pilah Berkah bertekad untuk turut andil dalam menekan sampah dengan mendaur ulang limbah popok menjadi kerajinan.
Ketua KSM Pilah Berkah Yekti Murwani menyampaikan daur ulang limbah popok ini dilatarbelakangi oleh warga yang tinggal di bantaran Sungai Celeng kerap membuang popok ke sungai. Hal tersebut tentu saja mencemari sungai dan merusak lingkungan sekitar.
Baca Juga: Bank Sampah di Bantul Ini Keren, Ubah Sampah Plastik Menjadi BBM Minyak Tanah
Limbah popok yang diolah oleh KSM Pilah Berkah disulap menjadi berbagai kerajinan seperti bantal, vas bunga, hingga gantungan kunci. Sebagian besar hasil kerajinan tersebut dipasarkan melalui media sosial dengan rentang harga antara Rp10.000 hingga Rp75.000 per produk. []