BacaJogja – Taman satwa Semarang Zoo, Kota Semarang, kehilangan salah satu koleksi satwanya. Gajah Sumatera betina bernama Sekar diketahui mati karena sakit. Penyebab kematian masih dalam penelitian namun kejadian yang menimpa Sekar berawal dari sakit gigi.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Darmanto mengungkapkan gajah Sekar diketahui mati pada Jumat, 17 Februari 2022. Saat mati, satwa bernama ilmiah Elephas maximus sumatranus ini berusia 67 tahun.
“Sekar merupakan gajah Sumatera betina berumur 67 tahun. Sekar telah menjadi satwa koleksi Lembaga Konservasi Taman Satwa Semarang sejak 37 tahun yang lalu. Selama berada di Semarang Zoo, gajah Sekar rutin diberikan nutrisi (multivitamin), pakan dan pemeriksaan kesehatan secara rutin,” tutur dia di kantornya di Semarang, Senin, 20 Februari 2022.
Baca juga: Pesona Lawang Sewu III: Genjot Geliat Pariwisata Semarang Usai Pandemi
Darmanto mengungkapkan kronologi kematian Sekar. Berdasarkan laporan dari Lembaga Konservasi Taman Satwa Semarang, Kamis, 26 Januari 2023, gajah tersebut mengalami sakit gigi, menyebabkan adanya penurunan nafsu makan.
“Selama dilakukan tindakan medis gajah Sekar ditempatkan pada ruangan terpisah, dikurangi aktivitas hariannya dan dipantau oleh tim medis Taman Satwa Semarang hingga kondisi kesehatanya mengalami kemajuan,” katanya.
Bagusnya grafik kondisi kesehatan Sekar ternyata tidak berlangsung lama. Kondisi cuaca yang cukup dingin dan hujan terus menerus membuat kondisi kesehatan Sekar kembali drop. Bahkan sejak Jumat, 10 Februari 2023, satwa itu tidak mau makan.
Tim medis terus berupaya melakukan tindakan medis melalui pemberian obat-obatan. Selain itu, Taman Satwa Semarang juga mendatangkan tenaga tim ahli gajah, dipimpin drh Muhammad Tauhid Nursalim, untuk membantu memulihkan kondisi hewan tersebut.
Hingga hari saat datangnya ajal, Sekar masih menunjukkan gejala klinis yang sama, yakni tidak nafsu makan maupun minum. Malah diketahui kondisi perut sebelah kiri bagian atas terlihat membesar.
“Pada pukul 09.30 WIB gajah Sekar tiba-tiba terjatuh dan mengalami kejang. Dilakukan tindakan medis emergency berupa tindakan CPR. Pada pukul 11.30 WIB setelah dilakukan tindakan emergency gajah Sekar dinyatakan tidak tertolong atau mati,” jelas dia.
Atas kejadian itu, tim Taman Satwa Semarang didampingi oleh petugas Balai KSDA Jawa Tengah melakukan nekropsi pada gajah Sekar. Tim medis melakukan pengambilan sampel berupa organ jantung, paru-paru, hati, usus, limpa, ginjal, dan sampel darah.
“Hasil visum lebih lengkap menunggu pengujian sampel yang telah dikirim ke laboratorium Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta,” imbuh dia.
Direktur Semarang Zoo, Awaludin mengaku kematian Sekar membuat pihaknya sangat kehilangan. Sebab, Sekar selama ini telah mewarnai aktivitas wisata di Semarang Zoo. Awal, sapaan akrabnya, memastikan kematian Sekar bukan lantaran faktor eksploitasi, dinaiki wisatawan.
Baca lainnya: Tumpeng Ultah untuk Arinta, Anak Gajah Koleksi GL Zoo Yogyakarta
“Sejak kami masuk, atas saran dari BKSDA, gajah Sekar tidak pernah digunakan untuk itu. Yang akan kami lakukan ke depan adalah dengan mengembangkan potensi lain yang ada guna tetap menaikkan kunjugan wisata. Kami juga akan berkomunikasi dengan lembaga konservasi untuk mengganti gajah, memang agak sulit tapi kami usahakan,” katanya.
Tim medis Semarang Zoo, drh Hendrik menambahkan berawal dari sakit gigi, Sekar mengalami penurunan nafsu makan dan minum. Diagnosa awal, kondisi demikian membuatnya dehidrasi hingga memicu gangguan organ ginjal.
“Air yang masuk dan yang dikeluarkan lebih sedikit yang dikeluarkan, makanya air seni masuk ke aliran darah sehingga bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan jantung. Tapi untuk penyebab pasti kematian, kami menunggu hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner Wates,” imbuh dia. []