BacaJogja – Artefak fragmen gerabah diduga wadah air dengan motif hias dan ciri khas era Kerajaan Majapahit ditemukan di Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret Bantul, Yogyakarta.
Lokasi penemuan artefak ini dulunya merupakan hutan bambu dan makam sinden. Area lahan yang digunakan sebagai lokasi ekskavasi pun merupakan lahan warga bernama Parjinem
Kerabat pemilik lahan Situs Keputren sekaligus Koordinator Pengelola KCB Kerto-Pleret Supriyanto menyampaikan lokasi situs ini memang masih lahan pribadi milik bibinya yang kini bermukim di Malang. Lahan tersebut yang mengurus tanahnya diserahkan kepada ayahnya.
Baca Juga: Renovasi Situs Bondan Kejawan, Petilasan Leluhur Dinasti Mataram Islam di Sleman
“Sebelum dimiliki sang bibi, kebun ini, konon dahulunya merupakan hutan bambu dan pemakaman sinden,” katanya di lokasi penelitian, Keputren, Pleret, Bantul, Selasa, 5 September 2023.
Menurut dia, warga pun banyak yang mengambil bata dan batu andesit di lokasi ini. Lambat laun hingga saat ini, lahan kosong ini digunakan sebagai kandang ternak warga setempat.
Dia mengatakan, awal digali memang ada batu bata di atas batu andesit yang membujur sehingga kita presentasikan di Disbud DIY dan akhirnya dibuka. Ini pertama kali ekskavasi yang status tanahnya belum dibebaskan, hal ini berkaitan dengan tugas saya di KCB Kerta-Pleret.
Baca Juga: Mengenal Purbayan, Kampung Wisata Yogyakarta Terbaik Kedua di Indonesia
“Harapannya lahan ini bisa dibebaskan agar menjadi pengayaan dan kelengkapan cerita sejarah KCB Kerto – Pleret. Saya siap membantu mediasi dan mudah-mudahan ada tindak-lanjut dari Disbud DIY nantinya,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, penemuan artefak gerabah wadah air tanpa tutup berukir peninggalan Majapahit pada abad 13 ini ditemukan pada salah satu kotak area ekskavasi yang diduga merupakan saluran air kuno berasal dari abad 17 atau era Kerajaan Mataram Islam dalam kondisi tidak utuh berbentuk kepingan.
Baca Juga: Berjuang Menyelamatkan Tata Krama Jawa yang Kian Terkikis
Menariknya, meski telah hancur, karakter motif hias yang bercirikan era Majapahit kuno masih nampak jelas dan menonjol ukirannya. Wadah air terbuka kuno ini sendiri diperkirakan memiliki diameter sekitar 50 cm yang biasa digunakan kalangan bangsawan kala itu.
Benda bersejarah ini ditemukan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Tim Ekskavasi yang dilakukan di lahan pribadi milik warga setempat. Ekskavasi ini dilakukan sejak 10 Agustus 2023 hingga 7 September 2023. []