Rinai Dikara, Branding Baru Konser Tahunan Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta

  • Whatsapp
Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta
Rinai Dikara, Branding Baru Konser Tahunan Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta sukses menggelar konser tahunan barunya yang dinamai Rinai Dikara pada 30 Oktober 2023 di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta. Konser ini digelar dengan konsep kolaborasi antara dua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa dari dua perguruan tinggi.

Konser perdana ini memberikan kesempatan bagi Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta berkolaborasi dengan Brawijaya University Student Choir. Konser ini sekaligus menjadi branding baru dari kegiatan konser tahunan Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Catat! Ada Konser Musik, Fun Bike, Parade Budaya di Adira Festival Yogyakarta 2023

Adapun tajuk yang diangkat pada konser kali ini adalah Sinoptik. Kata Sinoptik yang diangkat sebagai tajuk ini diartikan sebagai melihat pada arah dan tujuan yang sama. Hal ini dimaksudkan kolaborasi yang dilakukan oleh Vocalista Harmonic ISI Yogyakarta dengan Brawijaya University Student Choir, dapat membangun kerja sama dan menyatukan tujuan untuk dapat menyajikan pertunjukan yang dapat menarik minat penonton dan merajut hubungan baik antar kedua paduan suara.

Rinai Dikara menghadirkan sebanyak 112 penyanyi yang merupakan gabungan dari anggota Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta. Mencatatkan sebagai konser dengan jumlah penyanyi terbanyak dibandingkan konser-konser yang diadakan sebelumnya. Konser ini juga menghadirkan dua orang pelatih sekaligus konduktor kondang Athitya Monica dan Annas Dwi Satrio.

Baca Juga: Daftar Event di Yogyakarta Hari Ini: dari Konser Musik, Sepak Bola hingga Balap Motor

Keduanya telah berpengalaman dan aktif dalam dunia paduan suara, bahkan telah beberapa kali membawa tim yang dinaunginya menjuarai kompetisi tingkat internasional.

Rinai Dikara menyajikan pertunjukan tiga sesi dengan repertoar yang sangat menarik, karena menyuguhkan delapan repertoar kompetisi, dan lima repertoar tambahan yang sangat indah.

Sesi pertama membawakan repertoar-repertoar lagu sakra, atau biasa disebut lagu rohani antara lain, O Magnum Mysterium oleh Javier Busto, Die Himmel erzahlen Die Ehre Gottes oleh Heinrich Schutz, Lux æterna leh Ily Matthew Manian, Jubilate Deo oleh Pietro Ferrario, dan sesi ini ditutup dengan repertoar Gloria Patri oleh Budi Susanto Yohanes.

Sesi kedua pertunjukan Rinai Dikara membawakan repertoar lagu sekuler, antara lain, Sang Dewi Comp. Andi Rianto & Titi DJ aransemen oleh Dinar Primasti dan Pianis Josia Manuel C, Benggong aransemen oleh Ken Steven, Rosita de un verde palmar aransemen oleh Manuel Martinez Guirao, Iuppiter oleh Michael Ostrzyga, dan sesi ini ditutup dengan repertoar Lancang Kuning aransemen oleh M. Simbolon.

Baca Juga: Pro Kontra Moshpit dalam Konser Musik, Budaya atau Bahaya?

Sesi ketiga adalah sesi kolaborasi yang diikuti 112 penyanyi, membawakan repertoar Prayer Of St. Francis Comp. Allen Pote aransemen oleh Robert Delgado, dan How Do You Keep The Music Playing Comp. Michel Legrand aransemen oleh Alexander L’Estrange. Kedua lagu ini membawakan suasana yang begitu lirih dan menyentuh hati pendengarnya.

“Aku bahkan ngga kuat nahan untuk ngga nangis waktu nyanyi lagi Prayer,” ujar salah satu penyanyi seusai konser selesai digelar.

Sesi ini ditutup dengan lagu yang sangat menggugah penonton untuk ikut bergoyang, yaitu Sir Duke aransemen Paul Langford yang bernuansa cukup ceria ditambah dengan cetekan jari dan tepuk tangan penyanyi. []

Artikel dikirim oleh Royan Ismail, Mahasiswa Prodi Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Related posts