BacaJogja – Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan, gamelan merupakan salah satu ekspresi budaya, dan sarana membangun koneksi antara manusia dengan alam semesta. Gamelan yang dimainkan secara orkestra, mengajarkan tentang harmoni, yang merupakan kunci penting bagi kehidupan di bumi.
Pernyataan itu disampaikan Ngarsa Dalem dalam acara Parade Gangsa yang digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY di Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta, Senin, 27 November 2023 malam. Acara ini menampilkan kesenian gamelan dengan peserta sejumlah instansi yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DIY.
Baca Juga: Hutan Keistimewaan Pohon Nangka Gunungkidul, Pemasok Bahan Gudeg dan Gamelan
Sri Sultan mengatakan, saat berbicara tentang urgensi pelestarian gamelan sebagai warisan budaya, kita sesungguhnya sedang berbicara mengenai nilai (values), bukan tentang artefak. “Sekedar menyegarkan ingatan, dua tahun yang lalu, atau tepatnya pada tanggal 15 Desember 2021, UNESCO menetapkan Gamelan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Ini adalah wujud pengakuan dunia terhadap keunggulan dan nilai penting falsafah gamelan,” katanya.
Raja Keraton Yogyakarta ini menyatakan, pembangunan kebudayaan di DIY ditujukan untuk melindungi dan mengembangkan kebudayaan, memperkuat identitas diri atau jati diri masyarakat, serta memanfaatkan kebudayaan sebagai potensi ekonomi kreatif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, serta mengentaskan kemiskinan.
Baca Juga: Menelusuri Lebih Mendalam Jejak Gamelan di Yogyakarta
Menurut Sultan, terlepas dari berbagai upaya yang selama ini telah dilakukan terkait pelestariannya, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi-kondisi keterbatasan jumlah empu, lamanya proses pembuatan gamelan, dan kurangnya antusiasme generasi muda terhadap gamelan masih kita hadapi di DIY.
Sri Sultan mengungkapkan, dalam kaitannya dengan pengakuan UNESCO dan tujuan pembangunan kebudayaan DIY, permasalahan kurangnya antusiasme, yang salah satu penyebabnya adalah perihal ‘tak kenal maka tak sayang’, sesungguhnya hal yang ironis. “Di sinilah nilai penting diselenggarakannya Parade Gangsa yang mengajak seluruh elemen di DIY, termasuk Forkopimda, untuk bekerja sama dalam merealisasikan tujuan pembangunan kebudayaan DIY, dengan seni gamelan sebagai mediumnya,” jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kudha Kabudaya) DIY Dian Lakshmi Pratiwi SS MA mengatakan, gamelan merupakan bagian dari objek kebudayaan yang lekat dengan kehidupan masyarakat DIY. “Posisinya menjadi semakin kuat ketika gamelan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO,” ujarnya.
Menurut Dian, berbagai tahapan pemeliharaan pengembangan objek kebudayaan gamelan salah satunya dilakukan oleh Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY dalam bentuk penyerahan hibah fasilitasi gamelan ke beberapa instansi khususnya di Forkompimda DIY.
Baca Juga: Pelatihan Penguatan Karakter dengan Media Wayang dan Gamelan di Bantul
Pertama ke Korem 72/Pamungkas pada tahun 2016, berikutnya hibah ke Kejaksaan Tinggi DIY pada tahun 2020. Selanjutnya AAU pada tahun 2021, berikutnya Kemenkumham DIY khususnya pada Lapas Kelas 2B Wonosari diberikan pada tahun 2021. Selanjutnya Pangkalan TNI AL Yogyakarta pada tahun 2022 dan Polda DIY pada tahun 2023.
Ada hal yang menarik pada kesempatan kali ini, para pelaku seni khususnya dari Kemenkumham DIY menampilkan selain ASN juga narapidana dan klien pemasyarakatan. Hal ini menunjukkan bahwa hibah gamelan dari Pemda DIY tidak hanya digunakan atau oleh ASN, tetapi mampu menjadi ajang kreativitas para narapidana binaan.
Baca Juga: Pelatihan Penguatan Karakter dengan Media Wayang dan Gamelan di Bantul
“Kami berharap acara ini mampu memperkuat kerja sama antara Forkompimda dan meningkatkan kecintaan seni budaya Yogyakarta khususnya gamelan gaya Yogyakarta di lingkungan instansi Forkompimda DIY,” kata Dian.
Pada acara ini, Akademi Angkatan Udara (AAU) membawakan gending ‘Semangat Juang 45’, Kanwil Kemenkumham DIY menyajikan ‘Sabda Proklamasi’, Kejaksaan Tinggi DIY menghadirkan gending ‘Kuwi Opo Kuwi’, Korem 072/Pamungkas membawakan ‘Semangat Juang 45’ diikuti Pangkalan TNI AL Yogyakarta menyajikan ‘Sabda Proklamasi’ dan Polda DIY menghadirkan ‘Kuwi Opo Kuwi’. []