Hutan Keistimewaan Pohon Nangka Gunungkidul, Pemasok Bahan Gudeg dan Gamelan

  • Whatsapp
pohon nangka gudeg
Sri Sultan HB X melakukan penanaman pohon nangka dalam Pencanangan Hutan Keistimewaan Wana Boga, di Kawasan Rest Area Wana Boga Tegalsari, Jatiayu, Karangmojo, Gunungkidul. (Foto: Polda DIY)

Gunungkidul – Pencanangan Hutan Keistimewaan Pohon Nangka Wana Boga Gunungkidul Yogyakarta memberi manfaat ganda. Selain sebagai pelestarian hutan, keberadaan pohon nangka buahnya yang dihasilkan sebagai pemasok bahan kuliner khas Yogyakarta yang melegenda, yakni Gudeg.

Manfaat lainnya, batang pohon nangka dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gamelan, salah satu unsur kesenian di Jawa, khususnya Yogyakarta.

Read More

Baca Juga: Menelusuri Lebih Mendalam Jejak Gamelan di Yogyakarta

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan penanaman pohon ini diharapkan menjadi pemasok gudeg sekaligus bisa menjawab tidak akan terjadi kelangkaan kayu nangka sebagai modal untuk pembuatan gamelan.

“Peristiwa ini penting dalam upaya pelestarian bukan hanya pelestarian tanaman tetapi juga budaya,” katanya dalam Pencanangan Hutan Keistimewaan Pohon Nangka Wana Boga, di Kawasan Rest Area Wana Boga Padukuhan Tegalsari, Kalurahan Jatiayu, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Sabtu, 29 Januari 2022.

Baca Juga: Kebangkitan Generasi Milenial dalam Pelestarian Seni Budaya Wayang

Sri Sultan mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait atas terealisasinya penanaman pohon nangka dan petai. Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Mahfud MD menuturkan, hutan sebagai bagian dari penghasil pangan sudah semestinya dikelola dan dikembangkan dengan baik. “Semakin ke”depan pengelolaan hutan jika dilihat berdasarkan data semakin membaik. Pengelolaan hutan wana boga pohon nangka ini saya nilai sangat strategis, karena dapat mengakomodir bidang ketahanan pangan, ekonomi dan budaya,” ungkapnya.

Baca Juga: Yohanes Rangga, Remaja Pelestari Kesenian Tradisional Jawa Asal Kulon Progo

pengelolaan hutan wana boga pohon nangka saya nilai sangat stategis karena dapat mengakomodir bidang ketahanan pangan, ekonomi maupun budaya. Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dan penanaman pohon dan pelepasan satwa enam ekor burung Elang Alap Jambul. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *