Tantangan Mahasiswa Kampus Seni dalam Mengikuti Perlombaan Seni di Indonesia

  • Whatsapp
ilustrasi pertunjukan seni
Ilustrasi pertunjukan seni mahasiswa (Foto: Istimewa)

Oleh : Viktoria Friski Lestari

Kampus seni adalah sebuah instansi perguruan tinggi yang menyediakan berbagai program studi kesenian untuk mewadahi mahasiswa yang berbakat di bidang seni. Bidang seni tersebut dapat meliputi seni musik, seni tari, seni rupa dan bahkan seni media rekam.

Read More

Kegiatan belajar mengajar yang ada di kampus seni tentu tiap harinya berkutat di bidang seni yang didominasi oleh praktek dan latihan.

Dengan banyaknya waktu praktek dan latihan yang dilakukan di kampus seni, maka sudah seharusnya kompetensi berkesenian mahasiswa kampus seni sudah tidak diragukan lagi.

Baca Juga: Jogja Art Night, Pertunjukan Seni Kolaborasi Budaya Bali dan Yogyakarta

Lembaga dan berbagai instansi baik pemerintah atau swasta di Indonesia sering mengadakan perlombaan di bidang seni. Perlombaan tersebut dibuka untuk umum dan bisa diikuti oleh berbagai lembaga pendidikan atau non pendidikan.

Dalam tulisan ini akan fokus membahas lomba di bidang seni musik, seperti paduan suara, vokal grup, band, vokal solo dan lain sebagainya. Lomba yang dibuka untuk umum tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa kampus seni untuk ikut serta dalam perlombaan.

Sebagai perwakilan dari salah satu kampus seni di Indonesia, mahasiswa kampus seni menghadapi tantangan dan menopang beban yang berat. Status seorang mahasiswa sebagai perwakilan kampus seni secara tidak langsung membebankan para mahasiswa untuk selalu sempurna dan memperoleh hasil terbaik di setiap perlombaan.

Baca Juga: Penggunaan Sequencer dalam Pertunjukan Musik, Ancaman bagi Karir Musisi?

Tentu saja stigma masyarakat tentang sebuah kampus seni yang setiap hari berkecimpung dengan hal-hal berbau seni harusnya dapat menjadi yang terbaik dalam sebuah perlombaan. Secara, di kampus seni para mahasiswa setiap hari terus berlatih dan melakukan praktek, jadi kemungkinan untuk tidak mendapatkan hasil terbaik sangatlah kecil.

Namun, tentu hal tersebut tidak dapat dijadikan acuan begitu saja. Dalam sebuah perlombaan, ada faktor-faktor lain, seperti selera juri, kesiapan mental, kekompakan, karakter suara, pemilihan materi, jumlah peserta dan lain sebagainya.

Meskipun mahasiswa dari kampus seni seharusnya memiliki teknik yang baik, namun itu saja tidak cukup untuk dapat menjadi yang terbaik. Apalagi sebagian besar kampus seni di Indonesia lebih banyak menggunakan dana pribadi untuk mengikuti sebuah perlombaan karena anggaran kampus yang terbatas, sehingga kampus harus membatasi peserta yang diutus untuk mengikuti lomba.

Baca Juga: Explanatory ARTJOG 2023, Saat Seniman Menawar Keterbatasan

Selain tantangan untuk tampil sempurna, perwakilan lomba dari kampus seni juga harus bersiap menerima cemoohan dari orang-orang yang iri dengan pencapaian mereka. Jika sebuah kampus seni memenangkan perlombaanpun masih ada saja yang tidak terima dengan hal itu.

Mereka berdalih bahwa wajar saja jika sebuah kampus seni bisa menang, karena setiap hari mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut. Tentu peserta perlombaan dari kampus seni seakan-akan berada di posisi menang tidak dipuji, kalah dicaci maki.

Misalnya, mahasiswa peserta kampus x yang merupakan kampus seni berhasil meraih peringkat pertama di salah satu kategori, sebagai peserta dari kampus seni, hal ini dianggap biasa karena wajar perwakilan kampus seni bisa karena sudah terbiasa.

Baca Juga: Seni Video Mapping SUMONAR 2022 di Titik Nol Yogyakarta Menakjubkan

Namun, saat kampus x gagal untuk memperebutkan posisi Grand Prize, orang-orang akan mempertanyakan bagaimana sebuah kampus seni yang sudah terbiasa dengan praktek dan latihan dapat dikalahkan oleh kampus non-seni.

Hal ini juga seiring dengan pandangan mengenai kampus seni seharusnya bisa memberikan penampilan yang lebih baik dan bahkan luar biasa dibanding kampus non-seni.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa mahasiswa kampus seni yang mengikuti perlombaan bidang seni khususnya musik di Indonesia memiliki beban yang berat. Hal ini dikarenakan masyarakat memiliki ekspetasi yang tinggi dari penampilan peserta kampus seni.

Untuk itu, mahasiswa kampus seni harus memiliki mental yang kuat dan siap untuk menerima berbagai omongan miring dari masyarakat awam. []

*) Mahasiswa Prodi Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *