Peta Sebaran Gempa Bawean Laut Jawa hingga 28 Maret 2024

  • Whatsapp
serangkaian gempa bawean
Peta sebaran Gempa Bawean Laut Jawa per 28 Maret 2024. Hingga pukul 00.00 WIB. telah terjadi 333 kali gempa, (Foto: BMKG)

BacaJogja – Rentetan gempa bumi terjadi di sekitar Pulau Bawean Jawa Timur. BMKG mencatat sejak Selasa, 26 Maret 2024 hingga Kamis, 28 Maret 2024 pukul 2024 telah terjadi gempa 333 kali.

Dari rentetan gempa yang terjadi di Laut Jawa ini, gempa terbesar berkuatan M6.5. Gempa terbesar M6.5 terjadi pada 22 Maret pukul pukul 15.52. tiga jam sebelumnya juga diguncang gempa cukup kuat berkekuatan M5.3 pukul 12.31 WIB.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: 12 Fakta Gempa Bawean Jawa Timur M5,9 dan M6,5 pada 22 Maret 2024

Untuk peta sebaran gempa bisa dilihat pada infografis di bawah ini:

peta sebaran gempa bawean
Peta sebaran Gempa Bawean. (Foto; BMKG)

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono mengatakan, gempa besar M6.5 yang terjadi pada Jumat 22 Maret 2024 pukul 15.52 WIB episenter terletak pada koordinat 5,92° LS ; 112,35° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 114 Km arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 12 km.

Baca Juga: Dalam 7 Jam, Laut Jawa Diguncang 49 Kali Gempa

Dia mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip,” katanya.

Menurut dia, gempa ini bersifat merusak/destruktif dan menimbulkan dampak kerusakan bangunan tidak hanya di Pulau Bawean, tetapi kerusakan akibat gempa juga terjadi di Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan Madura, dan Banjarbaru.

Baca Juga: Gempa Berkekuatan M 6,5 Terjadi di Laut Jawa, Tidak Berpotensi Tsunami

“Dampak guncangan Gempa Bawean ini dirasakan hingga jauh meliputi daerah Banjarmasin, Banjarbaru, Sampit, Balikpapan, Madiun, Demak, Semarang, Temanggung, Solo. Yogyakarta, Kulon Progo, dan Kebumen,” jelasnya.

Daryono menjelaskan, Gempa Bawean berpusat di zona aktivitas kegempaan rendah (low seismicity) sehingga masyarakat awam menilai sebagai “gempa tidak lazim” karena terjadi di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal.

Selama ini, kata dia, wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam (deep focus) akibat deformasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman sekitar 500-600 km. []

Related posts