BacaJogja – Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menghadiri kegiatan tradisi Wiwitan sekaligus panen padi bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Makmur di Padukuhan Siwil, Kalurahan Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Selasa, 14 Mei 2024.
Kustini mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya di Kabupaten Sleman. Terlebih dengan adanya el nino yang turut berdampak terhadap stabilitas pertanian. “Di Kabupaten Sleman, dengan adanya el nino, tanah yang tidak bisa digarap karena tidak ada air itu ada 310 hektar,” katanya.
Baca Juga: Menengok Tradisi Wiwitan di Bambanglipuro Bantul Yogyakarta dan Maknanya
Untuk itu, Pemkab Sleman sedang membuat sumur di sejumlah wilayah guna memenuhi kebutuhan irigasi masyarakat. “Ini yang sudah di Prambanan, Berbah dan Kalasan. Bisa menghasilkan 1500 kubik air per hari,” ungkapnya.
“Kita juga bekerjasama dengan UGM untuk mempelajari terkait berkurangnya air di umbul, khususnya umbul wadon dan umbul Lanang di Umbulharjo Cangkringan, yang diperkirakan akibat aktivitas erupsi Merapi,” ujarnya.
Baca Juga: Menengok Upacara Tradisi Wiwitan di Srandakan Bantul Yogyakarta
Tidak hanya itu saja, masalah ketahanan pangan ini juga diperparah dengan adanya gejolak geopolitik yang terjadi di berbagai negara penghasil gandum. Untuk itu, perlunya kerja sama dan sinergitas antara pemerintah dan berbagai unsur masyarakat untuk menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Sleman.
“Kegiatan ini merupakan bentuk bahwa petani dari Gapoktan Ngudi Makmur ini peduli dengan pertanian dan ketahanan pangan. Saya ucapkan terima kasih, panjenengan itu pahlawan pak, pahlawan ketahanan pangan,” ucapnya. []