Refleksi Mengenang 18 Tahun Gempa Jogja 27 Mei 2006

  • Whatsapp
gempa jogja 2006
Kondisi gempa bumi Jogja tahun 2006 lalu. (Istimewa)

BacaJogja – Gempa berkekuatan 5,9 skala richter meluluhlantakkan sebagian wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006. Gempa 18 tahun lalu, kerusakan terparah di Kabupaten Bantul.

Gempa yang bersumber dari Sesar Opak yang berlokasi di wilayah Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul. Kejadian ini sudah merenggut lebih dari 4000 korban jiwa warga Bantul.

Read More

Menurut laman bmkg.go.id, Gempa Jogja 2006 berdurasi 57 detik masuk dalam daftar gempa paling signifikan dan merusak di Indonesia.

Baca Juga: Nini Thowong Awali Pelatihan Pokdarwis Panjangrejo Bantul

Sebagai momen refleksi 18 tahun Gempa Bantul, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Bantul menggelar seminar untuk mengenang Gempa Bumi Bantul tahun 2006. Acara diigelar di Aula Komplek Pemda II Manding, pada Senin (27/5/2024) dengan menghadirkan empat narasumber yang berasal dari praktisi dan akademisi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bantul Bambang Hudaliyanto mengatakan, Bantul sebagai wilayah rawan bencana gempa bumi. Diadakannya seminar ini bertujuan untuk semakin meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan mengingat masyarakat Bantul hidup di atas tanah rawan bencana.

Baca Juga: Bupati Bantul 2016-2021 Suharsono Tutup Usia, Ini Profilnya

“Kabupaten Bantul sebagai wilayah rawan bencana gempa bumi pernah diguncang gempa 5,9 skala richter pada 27 Mei 2006 yang bersumber dari sesar opak. Bencana ini mengakibatkan lebih dari 4000 korban jiwa di Kabupaten Bantul,” ucap Bambang.

Asisten Perekonomian & Pembangunan mewakili Bupati Bantul Fenty Yusdayati menyampaikan, refleksi ini diharapkan dapat menjadi pengingat dan evaluasi kedepan sehingga dapat ditentukan bagaimana langkah-langkah selanjutnya dalam menghadapi kebencanaan yang dapat terjadi kapan pun.

Baca Juga: Saksikan! Pacuan Kuda Terbaik Indonesia di Sultan Agung Bantul Yogyakarta

Menurut dia, saat ini melakukan refleksi, yakni mengingat masa lalu dan melakukan evaluasi ke depan keberlanjutannya. “Harapannya dengan refleksi ini dengan mengenang kembali peristiwa 18 tahun silam dan ke depan akan berbuat apa. Kita mengevaluasi, bersinergi terus. Dengan menyadari hal ini semoga masyarakat Bantul memiliki jiwa yang tegar, tangguh untuk menghadapi bencana,” jelasnya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *