BacaJogja – Kota Yogyakarta memiliki banyak julukan atas keindahan dan keanekaragaman yang dimiliki, salah satunya sebagai kota seni dan kota budaya. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang sengaja datang ke Yogyakarta untuk menyaksikan dan merasakan sentuhan seni dan budaya yang ada.
Atas hal tersebut, banyak seniman dan pemilik hotel yang berkolaborasi dengan menampilkan berbagai karya seni di sudut-sudut hotel.
Baca Juga: GKR Mangkubumi: Wisuda UWM, Pencapaian Istimewa yang Harus Disyukuri
Kolaborasi ini menciptakan hubungan saling menguntungkan, para seniman memperoleh ruang untuk memamerkan dan memasarkan karya mereka, sementara hotel dapat mempercantik ruangannya dengan pajangan yang bernuansa seni dan budaya (tanpa biaya yang besar), sehingga tujuan para wisatawan untuk merasakan seni dan budaya di Yogyakarta langsung dapat mereka rasakan ketika sampai di hotel.
Sugiarto Soeleman, Direktur Utama Jogja Gallery, menyatakan bahwa untuk mewujudkan konsep ini di berbagai hotel di Jogja, diperlukan langkah awal, yaitu dengan mengumpulkan para pelaku usaha perhotelan.
Baca Juga: Pelatihan Bisnis Aspek Produksi Menuju UMKM Teras Malioboro Naik Kelas
Dalam kesempatan tersebut, perlu dilakukan diskusi untuk memperkenalkan serta menjelaskan secara menyeluruh konsep kolaborasi yang akan diterapkan. Dengan demikian, para pengusaha hotel akan memahami secara jelas manfaat dan tujuan dari kerja sama ini, sehingga mereka dapat tertarik untuk ikut berpartisipasi.
Sugiarto menyatakan, “Kadang mereka nggak sadar, ini Jogja lho, ada berbagai karya seni di dalam hotel, itu sudah berbeda banget, nggak seperti di tempat lain. Misal di Jakarta, Jakarta pun sudah mulai.”
Dalam hal ini, Sugiarto berharap hotel-hotel di Yogyakarta memiliki ciri khas tersendiri dengan sentuhan seni dan budaya, yang akan membedakannya dari kota-kota lain.
Baca Juga: Kisah Prof. Sukir Maryanto, Perjuangan dari Jualan Dawet Menjadi Profesor Ilmu Vulkanologi
“Dalam sistem bagi hasil, nantinya dapat dikelola seperti koperasi. Jadi mungkin bisa dibagi misal, sekian persen untuk hotel, sekian persen untuk manajemen, dan sekian persen untuk seniman yang nggak laku juga,” ungkapnya.
Dengan contoh pembagian tersebut, para seniman yang mungkin tidak laku dapat juga merasakan hasilnya.
Dengan adanya sentuhan seni di sudut-sudut hotel, para wisatawan diharapkan dapat menikmati nuansa budaya Jogja dengan lebih lengkap. Ide tersebut dapat menjadi langkah nyata untuk memperkuat identitas Yogyakarta sebagai kota budaya dan diharapkan kolaborasi antara seniman dan industri perhotelan di Jogja dapat terus meluas. []
Artikel kiriman Dava Putra Anandya
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta