Viral Baliho Paslon Pilkada Sleman Diduga Rendahkan Perempuan, Netizen : Astagfirullah Gak Layak Jadi Pemimpin

  • Whatsapp
baliho viral di sleman
Baliho viral di Sleman. (Istimewa)

BacaJogja – Dinamika kontestasi Pilkada Sleman tahun 2024 kian hari semakin menghangat. Berbagai metode dan strategi kampanye digunakan oleh tim pemenangan masing-masing untuk memikat hati calon pemilih.

Seperti halnya penggunaan baliho sebagai media branding, juga dianggap cara efektif untuk mengenalkan pasangan calon (Paslon) yang dipasang di berbagai titik strategis seperti di pinggir jalan raya dan area perkampungan.

Read More

Umroh akhir tahun

Namun, salah satu baliho yang berasal dari paslon bergambar Harda-Danang ramai dikomentari oleh netizen dikarenakan diduga merendahkan kaum perempuan. Hal itu terlihat dari foto yang yang diunggah oleh akun Instagram @abdad_m.y.

Baca Juga: Rundown dan Ragam Pentas FKY di Kulon Progo 16-17 Oktober 2024

Dalam postingan itu nampak sebuah baliho berukuran sekitar 2 x 3 meter yang menampilkan foto paslon memakai baju warna putih tulang dan berlatar belakang warna putih.

Di sisi atas terdapat logo paslon dengan dominan warna merah. Terdapat tulisan yang menggabungkan dua warna yaitu hitam dan merah yaitu “milih imam (pemimpin) kok wedok, jangan ya dik ya! imam (pemimpin) kudu lanang”.

Si pengunggah juga mencantumkan caption yang berusaha untuk mengkritik tujuan dari penggunaan kata-kata di baliho tersebut. Ia menulis “Sebuah kemunduran akal.. Sehemat dan sependek pengetahuan saya, islam tidak pernah perempuan sebagai makhluk second class”.

Baca Juga: Operasi Zebra Progo 2024: Fokus Polisi pada 14 Pelanggaran Lalu Lintas, Ini Daftarnya!

“Mari tengok Q.S Al Ahzab 35, tidak ada yang dilebih Lebih kan dari perbuatan muslim maupun muslimat. Semua setara amalannya di hadapan Allah. Itu artinya Tuhan memberikan kesempatan dan penghargaan yang sama antara karya positif baik dari para kaum adam dan kaum hawa”.

Sontak postingan yang diunggah pada Senin (14/8) menuai berbagai reaksi dari netizen. Seharusnya hal tersebut tidak digunakan untuk politisasi. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa paslon tersebut tidak layak menjadi pemimpin.

“Astagfirullah gak layak jadi pemimpin” ucap pemilik akun @prawitaazhari.

Baca Juga: The Gade Integrated Farming, Pegadaian Bantu Puluhan Kambing ke Kelompok Tani di Bantul

“mantan presiden Taiwan itu perempuan, mantan kanselir Jerman itu perempuan, mantan walikota Surabaya itu juga perempuan dan mereka semua ini bisa dibilang sukses dalam menjalankan tugasnya. Gak masalah mah mau perempuan atau laki-laki dalam jabatan eksekutif di daerah demokrasi, yang penting kemampuan mereka aja gimana bagusnya,” ujar akun @alfinepontia.

“sebenarnya bener aja, kalau gak salah ada perkataan/hadis wallahu a’lam terkait itu, tapi ya bukan untuk dipolitisasi,” tegas akun @tedodong_durian33

Postingan yang diunggah dua hari lalu itu kini telah mendapatkan like 1.799 like dan 194 komentar dari netizen. []

Related posts