BacaJogja – Teras Malioboro semakin menjadi sorotan setelah pengakuan UNESCO terhadap Malioboro sebagai sumbu filosofi. Pengakuan ini memperkuat status kawasan sekitar Malioboro, menjadikannya pusat perhatian baik sebagai destinasi wisata belanja maupun pusat ekonomi kreatif.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui dana keistimewaan berkomitmen untuk terus meningkatkan pengelolaan Teras Malioboro sebagai destinasi unggulan.
Menurut Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM DIY, Agus Mulyono, sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelaku wisata, menjadi kunci untuk memperkuat posisi Malioboro sebagai pusat ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Baca Juga: Diskominfo DIY dan Jaringan Demokrasi Indonesia Bersinergi Cegah Hoaks di Pilkada 2024
“Saat ini, terdapat sekitar 344 ribu pelaku UMKM di DIY yang tergabung dalam platform Sibakul Jogja, dan kami terus meningkatkan kapasitas mereka,” ujar Agus dalam acara Dolan Blonjo Bareng Mas Temo* di The Westlake Resto, Sleman, Selasa, 22 Oktober 2024.
Pengembangan Teras Malioboro: Sinergi dan Peningkatan Kapasitas UMKM
Agus menjelaskan bahwa pengembangan UMKM fokus pada enam aspek utama: produk, SDM, kelembagaan, pembiayaan, pemasaran, dan teknologi. Langkah ini diambil untuk memastikan pelaku UMKM mampu meningkatkan kualitas produk serta bersaing di pasar yang lebih luas.
Baca Juga: Pemanfaatan Sampah Organik untuk Budidaya Lidah Buaya, Solusi Pertanian di Yogyakarta
Teras Malioboro, terutama Teras Malioboro 1, menawarkan pengalaman belanja modern tanpa menghilangkan keunikan budaya Jogja, yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Sejak dua tahun terakhir, Teras Malioboro 1 menunjukkan perkembangan pesat. Para tenant aktif meningkatkan usaha mereka melalui pendampingan yang difokuskan pada enam aspek tadi. Pendampingan ini dilakukan setiap tahun dengan melibatkan PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu), yang memberikan berbagai pelatihan dan sertifikasi, termasuk sertifikasi PIRT dan halal bagi para mitra UMKM.
Malioboro sebagai Destinasi Berkelas Dunia
Kepala UPT KUMKM DIY, Hellen Phornica, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, UMKM, dan pelaku wisata dalam menjaga Teras Malioboro sebagai pusat belanja rujukan. Dalam acara Blonjo Dolan Bareng Mas Temo yang dihadiri berbagai pihak, termasuk tour leader dan pelaku wisata, Hellen mengungkapkan bahwa sinergi berkelanjutan sangat dibutuhkan agar Malioboro bisa menjadi destinasi berkelas dunia.
Dengan 888 tenant dan 799 lapak, Teras Malioboro telah menarik kunjungan wisatawan yang terus meningkat. Pada 2023, tercatat 3,16 juta wisatawan, sedangkan hingga September 2024, jumlahnya mencapai 4,19 juta orang. “Kami berharap, kerja sama yang terjalin melalui acara ini akan semakin memperkuat Malioboro sebagai destinasi wisata belanja kelas dunia,” tambah Hellen.
Selain itu, UPT KUMKM juga berfokus pada peningkatan kualitas tenant melalui pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan daya saing mereka, baik di pasar domestik maupun internasional. Beberapa tenant bahkan telah merambah pasar ekspor.
Digitalisasi untuk Meningkatkan Omzet dan Kunjungan Wisatawan
Digitalisasi kini diterapkan untuk memantau kunjungan wisatawan secara real-time, membantu para tenant dalam merencanakan strategi bisnis mereka. Target wisatawan akan terus ditingkatkan, seiring dengan upaya untuk meningkatkan omzet para tenant. “PR kami ke depan adalah memastikan omzet tenant meningkat, dan ini akan menjadi fokus utama dalam program kami,” tutup Hellen. []