BacaJogja – Menjelang Pilkada Kota Yogyakarta 2024, Ikatan Pemuda Penggerak Desa Indonesia (IPDA) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan pasangan Afnan Hadikusumo-Singgih Raharjo unggul dengan tingkat elektabilitas sebesar 30,7%.
Survei ini memetakan preferensi, harapan, dan prioritas warga terhadap calon pemimpin kota, serta memberikan gambaran jelas mengenai tren dukungan publik di Kota Yogyakarta.
Direktur Eksekutif Riset IPDA, Muhammad Sakur, S.Sos., menyatakan, survei ini menyoroti pentingnya kepemimpinan yang tidak hanya menawarkan visi besar tetapi juga kemampuan menyelesaikan permasalahan nyata di masyarakat, seperti lingkungan, kesejahteraan, dan keamanan.
Baca Juga: Sleman Bergerak: Penertiban Serentak Tindak Tegas Outlet Miras Ilegal di 17 Kapanewon
“Dukungan signifikan dari pemilih muda juga menegaskan perlunya program-program inovatif yang relevan bagi masa depan Yogyakarta,” katanya.
Dengan hasil survei ini, IPDA berharap seluruh kandidat dapat merumuskan program yang sesuai dengan kebutuhan warga, demi menciptakan Kota Yogyakarta yang lebih sejahtera dan inklusif bagi semua generasi.
Dia menjelaskan, survei IPDA menunjukkan bahwa warga Yogyakarta memiliki perhatian mendalam terhadap sejumlah isu yang memengaruhi kualitas hidup mereka. Di puncak daftar, penanganan sampah dan perlindungan lingkungan hidup menjadi kebutuhan mendesak.
Dalam sebuah kota yang tengah berkembang pesat, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan bukan lagi sekadar keinginan, melainkan kewajiban bersama yang memerlukan tindakan nyata dari pemimpin yang berkomitmen.
Baca Juga: Sri Sultan Keluarkan Instruksi Pengendalian Ketat Peredaran Miras di Yogyakarta, Ini Aturannya!
Warga Yogyakarta juga menuntut peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, khususnya terkait upah. Harapan mereka sederhana namun penting: taraf hidup yang lebih baik. Kenaikan upah dianggap sebagai langkah vital untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata, memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk menikmati kehidupan yang layak di kota ini.
Kemiskinan juga menjadi isu yang terus membayangi Yogyakarta, dengan banyak warga berharap pada program pengentasan yang mampu membawa perubahan nyata. Dampak sosial akibat kemiskinan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan mereka mendambakan solusi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Terakhir, masyarakat Yogyakarta memandang keamanan sebagai fondasi bagi kenyamanan hidup. Keamanan kota tidak hanya memberikan rasa tenang, tetapi juga syarat penting untuk menjamin lingkungan yang aman bagi semua. Dalam survei ini, harapan besar tertuju pada kebijakan yang dapat menciptakan kota yang nyaman dan aman dari kriminalitas.
Baca Juga: Aksi Santri Memanggil di Polda DIY: Sampaikan Tujuh Pernyataan Sikap
Sementara itu, Juru Bicara Paslon Afnan-Singgih, Dr. Puspita Wijayanti, mengatakan, keunggulan signifikan ini menempatkan Afnan-Singgih sebagai pilihan utama warga, sekaligus menjadikan pasangan ini menjadi kandidat yang semakin sulit dikejar oleh pesaingnya.
Dr. Puspita mengatakan, dengan hasil survei yang menjanjikan ini, Afnan-Singgih semakin optimis dalam menghadapi pemilihan. Mereka terus berupaya mendekatkan diri kepada masyarakat melalui dialog terbuka dan kampanye berbasis solusi nyata, yang diharapkan dapat dirasakan langsung oleh warga.
“Masyarakat Yogyakarta layak mendapatkan pemimpin yang mampu membawa kota ini menuju masa depan yang lebih baik, dan kami siap untuk memenuhi harapan itu,” tegasnya.
Baca Juga: Tragis, Warga Magelang Meninggal Tertemper Kereta Api di Kulon Progo
Seperti diketahui, hasil survei IPDA menempatkan pasangan Afan-Singgih meraih 30,7%, pasangan Hasto Wardoyo-Wawan Harmawan 18,6%, dan Heroe Poerwadi-S W Supena dengan 17,7%. Sebanyak 33% responden masih belum menentukan pilihan.
Survei dilakukan secara tatap muka pada 21-25 Oktober 2024 dengan menggunakan metode Nonprobability Purposive Sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional berdasarkan wilayah, gender, tingkat pendidikan, indeks pendapatan, dan usia. Survei melibatkan 1.200 responden di 45 kelurahan di Kota Yogyakarta, survei ini memiliki margin of error ±1,8% pada tingkat kepercayaan 95%. []