Dong So Pyrocenator, Solusi Modern Pengolahan Sampah di Kulon Progo

  • Whatsapp
Dongso Pirus Insinerator
Dong So Pyrocenator, produk Karya Anak Bantul (Kanaba) menjadi solusi modern pengolahan sampah di Kulon Progo.

BacaJogja – Kulon Progo kini memiliki terobosan baru dalam pengelolaan sampah dengan hadirnya Dong So Pyrocenator, mesin canggih karya anak bangsa yang mampu mengubah sampah menjadi debu bernilai ekonomis. Pada Kamis, 5 Desember 2024, pejabat Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bersama Kementerian Keuangan RI telah meninjau dan menerima langsung hasil inovasi ini.

Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto, Nanggulan, teknologi ini mulai dioperasikan, menghasilkan abu yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran pembuatan paving atau conblock. Teknologi ini sekaligus menjadi solusi atas masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Basement Lawang Sewu yang Sarat Mitos Kembali Dibuka: Gratis untuk Tiga Hari Pertama

Mesin yang diproduksi oleh PT Hari Mukti Teknik ini memiliki kapasitas produksi hingga 24 ton per hari. Dengan pembiayaan dari Dana Keistimewaan (Danais) sebesar Rp9,8 miliar, fasilitas ini diwujudkan dalam bentuk bangunan permanen yang berfungsi sebagai pusat pengolahan sampah modern.

Dong So Pyrocenator: Karya Anak Negeri yang Menjawab Tantangan

Direktur Utama PT Hari Mukti Teknik, Ashari, menjelaskan bahwa mesin pengolahan sampah ini sepenuhnya dirancang oleh tim yang mayoritas merupakan lulusan SMK. Teknologi berbasis komputer ini mengolah sampah tanpa meninggalkan limbah berbahaya, justru menghasilkan residu berupa debu yang dapat dimanfaatkan.

“Karya anak bangsa ini membuktikan bahwa Indonesia tidak perlu bergantung pada impor untuk menyelesaikan masalah sampah. Produk Dong So Pyrocenator, ini hemat biaya dan berdaya guna tinggi,” ujar Ashari.

Baca Juga: Kuliner Vegetarian Jogja: Mie Ayam Jamur Banyumas dengan Bumbu Kacang yang Menggoda

Ashari juga menegaskan pentingnya pemerintah untuk terus mendukung dan mempercayai karya lokal. Menurutnya, apresiasi terhadap inovasi anak bangsa akan meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian generasi muda dalam menciptakan solusi untuk negeri.

Ashari
Direktur Utama PT Hari Mukti Teknik, Ashari (BacaJogja)

Kolaborasi Antar-Kabupaten untuk Solusi Sampah

Dia mengatakan, dukungan pemerintah terhadap inovasi lokal, seperti Dong So Pyrocenator, menjadi bukti nyata bahwa solusi karya anak negeri mampu bersaing dengan teknologi luar negeri.

Ashari berharap langkah ini dapat menjadi gerakan masif di seluruh Indonesia, agar kepercayaan terhadap produk lokal terus meningkat. “Kepercayaan pemerintah pada karya anak bangsa akan mengembalikan manfaat dana masyarakat untuk masyarakat sendiri. Ini menjadi langkah nyata menghargai karya lokal untuk kemajuan bangsa,” kata Ashari.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Yogyakarta, Selasa 3 Desember 2024: Persiapkan Liburan Anda!

Pj Bupati Kulon Progo, Ir. Srie Nurkyatsiwi, MMA, mengatakan, permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab satu wilayah, tetapi membutuhkan sinergi antar daerah. Dia menyampaikan pentingnya kolaborasi antara Pemkab Kulon Progo dan Pemkot Yogyakarta.

Menurut dia, dengan luasnya area di Banyuroto dan letaknya yang jauh dari pemukiman, wilayah ini memiliki potensi besar sebagai pusat pengolahan sampah bersama. “Dengan edukasi yang baik kepada masyarakat, keberadaan TPA tidak lagi menjadi masalah, justru bisa memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi,” jelas Srie.

“Pemerintah mendukung penuh pengadaan mesin modern sebagai solusi terkini untuk masalah persampahan,” imbuhnya.

Baca Juga: BMKG Yogyakarta: Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Hari Ini

Teknologi yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis

Mesin Dong So Pyrocenator, ini merupakan produk Karya Anak Bantul (Kanaba) yang beralamat di Sitimulyo, Piyungan,  Bantul, Yogyakarta. Mesin pengolah sampah ini dirancang untuk memaksimalkan efisiensi lahan.

Dengan hanya membutuhkan area seluas 1.000 meter persegi, teknologi ini mampu mengolah hingga 24 ton sampah per hari tanpa meninggalkan residu berbahaya. Abu hasil pengolahan bahkan menjadi komponen bernilai untuk industri konstruksi, seperti paving, dan lainnya.

Kulon Progo kini tidak hanya menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah modern, tetapi juga menunjukkan bahwa karya lokal mampu memberikan solusi untuk masalah lingkungan dengan manfaat ekonomi yang berkelanjutan. []

Related posts