BacaJogja – Rois Saifuddin Zuhri, guru SD Muhammadiyah Condongcatur Sleman, mencetak sejarah sebagai doktor tanpa ujian terbuka setelah sukses mempertahankan disertasinya secara tertutup di Program Studi Doktor Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dalam ujian yang berlangsung Jumat (6/12/2024) secara daring, Rois berhasil meraih predikat cum laude dengan IPK 3,92 dan masa studi hanya 41 bulan.
Disertasi yang ia pertahankan, berjudul “Pengembangan Model Problem-Based Multiple Representation Learning (PBMRL) pada Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V di Sekolah Dasar”, menghadirkan inovasi besar dalam dunia pendidikan. Model PBMRL yang dikembangkannya terbukti efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan uji validasi, uji kelayakan, dan hasil eksperimen yang dilakukan di kelas.
Baca Juga: Setelah Hujan Seharian di Yogyakarta: Jalanan Sejuk dan Menenangkan untuk Berkendara
Rois tidak diwajibkan mengikuti ujian terbuka karena berhasil mempublikasikan dua artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi Scopus. Artikel pertama, “Multiple Representation Approach in Elementary School Science Learning: A Systematic Literature Review,” diterbitkan di International Journal of Learning, Teaching and Educational Research (2023). Artikel kedua, “Information Communication Technologies Education in Elementary School: A Systematic Literature Review,” dimuat di Journal of Education and Learning (EduLearn) (2024).
Mengatasi Tantangan Pendidikan dengan PBMRL
Permasalahan utama yang menjadi dasar penelitian Rois adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, yang sering kali terbatas pada hafalan tanpa pemahaman mendalam. Melalui model PBMRL, Rois mengintegrasikan pendekatan berbasis masalah, representasi ganda, eksplorasi mandiri, dan kolaborasi untuk menciptakan pembelajaran IPA yang interaktif.
Baca Juga: Harga Stabil, Stok Pangan Aman: Yogyakarta Optimistis Hadapi Natal dan Tahun Baru
“Sintaks model PBMRL meliputi orientasi masalah, eksplorasi individu dan kelompok, representasi hasil, serta evaluasi. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan membantu guru mengajarkan konsep-konsep abstrak dengan cara yang lebih menarik,” jelas Rois, yang juga dikenal sebagai Founder Ruang Siar Guru.
Efektivitas PBMRL telah dibuktikan melalui analisis t-test, yang menunjukkan rata-rata nilai siswa kelompok eksperimen lebih tinggi (89,50) dibanding kelompok kontrol (84,91). Selain itu, hasil uji kelayakan model menunjukkan tingkat validitas hingga 100% berdasarkan analisis ahli.
Baca Juga: Netflix REEL LIFE Film Camp: Ciptakan Generasi Baru Perfilman Indonesia
Sebagai doktor Pendidikan Dasar ke-48 dari UNY, Rois berharap inovasi PBMRL dapat diterapkan di sekolah dasar, khususnya di Sleman dan Yogyakarta. “Model ini sangat relevan untuk membantu siswa memahami pembelajaran IPA melalui pendekatan yang lebih aplikatif dan mendalam,” tegasnya.
Keberhasilan Rois Saifuddin Zuhri tidak hanya menjadi kebanggaan SD Muhammadiyah Condongcatur, tetapi juga memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan untuk terus berinovasi demi meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia. []