BacaJogja – Bau sampah menyengat yang dirasakan selama tiga hari terakhir memicu keluhan warga Mendungan, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Warga pun mendatangi Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) atau Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Kranon pada Selasa (16/12/2025) sore, menyampaikan protes atas tumpukan sampah yang menggunung dan menimbulkan bau tak sedap.
Ketua RT 32 Mendungan, Joko Sidiq, mengatakan bau menyengat tersebut sangat mengganggu aktivitas warga, terutama mereka yang tinggal di sekitar TPS3R Kranon. Bau tak sedap dirasakan semakin kuat dalam tiga hari terakhir, khususnya saat hujan turun.
“Sampah menumpuk menggunung dan baunya sangat menyengat. Ini mengganggu kami. Akhirnya kami silaturahmi ke TPS3R karena bau ini sudah tiga hari terakhir. Alasannya karena hujan, tapi ya kami merasakan baunya. Kami curigai sampah basah menggunung,” ujar Joko.
Baca Juga: Viral Tarif Sewa Tikar Rp50 Ribu di Pantai Drini, Pokdarwis Beri Penjelasan Lengkap
Menurutnya, kondisi tersebut menjadi puncak emosi warga. Meski sebagian rumah warga berada cukup jauh dari lokasi TPS3R, bau sampah tetap tercium sangat kuat hingga menyebabkan keluhan kesehatan.
“Baunya bikin pusing dan mual. Ini puncak emosi warga. Kami yang rumahnya agak jauh saja baunya luar biasa, apalagi yang dekat. Ada warga yang rumahnya bersebelahan langsung, baunya wah sekali,” tambahnya.
Sampah Basah Akan Diangkut ke TPA Piyungan
Joko menyampaikan, pihak kelurahan melalui Lurah Sorosutan telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta dan instansi terkait untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu solusi yang disepakati adalah memisahkan sampah basah atau organik untuk segera diangkut ke TPA Piyungan.
“Tadi dari kelurahan menuturkan Pak Lurah sudah bicara dengan DLH dan dinas terkait. Jalan satu-satunya, sampah basah dikelompokkan lalu diangkut ke Piyungan. Kami diminta menunggu sampai hari Rabu untuk penyelesaian masalah ini,” jelasnya.
Meski demikian, Joko menegaskan warga sebenarnya masih bersikap toleran mengingat kompleksnya persoalan sampah di Kota Yogyakarta. Namun, warga berharap pengelolaan TPS3R tetap memperhatikan dampak lingkungan, terutama bau yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat sekitar.
“Warga itu intinya toleran karena tahu sampah di Kota Yogya luar biasa banyaknya. Hanya harapannya tidak membawa bau dan mengganggu warga sekitar TPS3R,” katanya.
Baca Juga: Hiu Tutul Terdampar di Glagah Kulon Progo, Fenomena Serupa Terjadi di Bantul dan Purworejo
Warga Minta Masalah Tak Terulang
Keluhan serupa juga disampaikan Isnardi, warga RT 32 Mendungan. Ia berharap persoalan bau menyengat dapat segera ditangani dan tidak kembali terulang di kemudian hari.
“Kami berharap masyarakat juga lebih cermat dalam memproduksi sampah. Karena kami yang tinggal dekat TPS3R ini yang paling merasakan dampaknya,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Sorosutan, M. Zul Azmi, yang menemui langsung warga, menjelaskan bahwa pihak kelurahan telah mengundang DLH karena merasakan langsung gangguan yang dialami masyarakat sekitar TPS3R Kranon.
Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Kebut Pengosongan Depo Sampah Jelang Natal dan Tahun Baru
“Sudah kami sampaikan ke DLH, kasihan teman-teman warga Mendungan kalau tidak segera ada solusi. Untuk sampah yang menimbulkan bau itu adalah sampah organik, dan hanya bisa diangkut ke TPA Piyungan pada hari Senin dan Rabu. Rabu besok akan diangkut seluruhnya,” jelasnya.
Ia menegaskan, ke depan TPS3R Kranon tidak diperbolehkan lagi menampung sampah organik agar persoalan bau menyengat tidak kembali terjadi dan mengganggu warga sekitar. “Solusinya, di TPS3R ini tidak boleh lagi menampung sampah organik,” tandasnya. []






