Yogyakarta – Sekitar sepekan menjelang bulan suci Ramadan, tepatnya Kamis, 8 April 2021, sejumlah warga Kota Yogyakarta mulai melakukan tradisi ziarah kubur. Banyak pemakaman umum yang dikunjungi ahli waris untuk nyekar dan mendoakan anggota keluarganya yang sudah meninggal. Seperti yang terlihat di Kompleks Makam Babadan, para peziarah biasanya datang rombongan.
Nining, 60 tahun, seorang peziarah mengaku kegiatan itu rutin dilakukan menjelang bulan suci Ramadan dan menjelang hari raya Idulfitri. Dia datang untuk mendoakan keluarganya yang sudah meninggal.
Baca Juga:
Sebagian keluarganya memang dimakamkan di situ, mulai dari almarhum ayahnya, ibunya, serta adik laki-lakinya. “Sekalian membersihkan makam juga. Setiap tahun pasti nyekar ke sini,” ucapnya.
Sementara, juru kunci Kompleks Makam Babadan, Wahabi, menyatakan bahwa menjelang bulan suci Ramadan biasanya cukup banyak peziarah yang datang. Pada hari ini saja, kata Wahabi, sudah puluhan orang yang datang berziarah. Menurutnya, tak jarang para peziarah lupa letak makam keluarganya.
“Sekalian membersihkan makam juga. Setiap tahun pasti nyekar ke sini”
Pria yang melanjutkan pekerjaan sang kakek sebagai juru kunci ini mengaku sejak kecil terbiasa mengunjungi kompleks makam itu. Sehingga dia cukup hafal letak makam-makam orang di situ.
Baca Juga:
“Kados ibue wau, kesupen makamipun sedhereke ingkang pundi. Tapi, pas nyebut saking Pakualaman, kulo langsung ngertos letakipun. (Seperti ibu itu tadi, dia lupa makam keluarganya yang mana. Tapi saat dia menyebut dari Pakualaman, saya langsung tahu letak makamnya),” ucap Wahabi.
Biasanya semakin mendekati bulan suci Ramadan, peziarah yang datang pun semakin banyak. Ziarah yang menjadi bagian dari tradisi nyadran ini sudah ada sejak dulu. []