Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi mengenai gempabumi bermagnitudo 6,1 dengan kedalaman 60 kilometer di wilayah perairan Selatan Malang, atau yang kemudian disebut ‘Gempa Bumi Selatan Malang’ pada Sabtu, 10 April 2021.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, episentrum Gempabumi Selatan Malang itu berdekatan dengan pusat gempabumi merusak Jawa Timur pada masa lalu. Setidaknya dalam sejarah ada lima kejadian gempa di lokasi yang pusatnya berdekatan tersebut, yakni pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972.
Baca Juga:
Daryono mengataka, zona gempa Selatan Malang ini memang merupakan kawasan aktif yang sering terjadi dan dirasakan. “Zona Gempa Bumi Selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan,” ujar Daryono melalui keterangan tertulis, Minggu, 11 April 2021.
Menurut Daryono, pengulangan gempa bumi yang terjadi di Selatan Malang tersebut sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai. Di sisi lain, hal itu sekaligus menjadi bukti bahwa apa yang telah disampaikan para ahli gempabumi adalah benar.
“Zona Gempa Bumi Selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan”
“Gempa Selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk semua bahwa ancaman sumber gempa bumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar, ungkap Daryono.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG, setidaknya telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dari Gempa Selatan Malang dengan kekuatan kecil dan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, data yang telah dihimpun oleh Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB pada Sabtu, pukul 20.00 WIB, tercatat sebanyak tujuh orang meninggal dunia, dua luka berat dan 10 lainnya luka ringan atas peristiwa tersebut.
Baca Juga:
Selain itu, jumlah kerugian material yang tercatat meliputi 344 rumah rusak, 1 pondok pesantren rusak, 11 sarana pendidikan rusak, 6 sarana ibadah rusak, 7 kantor pemerintahan rusak dan 1 rumah sakit rusak.
Gempa Bumi Selatan Malang juga berdampak pada delapan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabuapten Trenggalek, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember. []