BacaJogja – Partai puncak cabang sepak bola putra di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 mempertemukan dua tim kuat, Jawa Timur dan Jawa Barat. Laga final ini dilaksanakan pada Rabu, 18 September, di Stadion Harapan Bangsa, Aceh, pukul 20.15 WIB.
Pertandingan dipimpin oleh wasit berpengalaman asal Manado, Sance Lawita, yang memiliki rekam jejak panjang sebagai pengadil lapangan dalam kompetisi Liga 1. Pengalamannya di Liga 1 membuatnya dipercaya menjadi pemimpin pertandingan penting ini.
Baca Juga: UWM dan Sejarah Ndalem Mangkubumen: Saksi Keagungan Garebeg Mulud Keraton Yogyakarta
Pada laga ini, kedua pelatih menerapkan taktik berbeda. Fahri Husaini, pelatih Jawa Timur, menggunakan formasi 3-5-2, sementara Dindin Wahyudin, pelatih Jawa Barat, memilih formasi 4-4-2. Kedua tim juga mengenakan seragam yang ikonis dari daerah masing-masing: Jawa Timur mengenakan jersey hijau yang identik dengan Persebaya Surabaya, sedangkan Jawa Barat mengenakan jersey biru-putih khas Persib Bandung.
Jawa Timur dan Jawa Barat memiliki gaya permainan yang berbeda. Jawa Timur cenderung mengandalkan umpan langsung (direct pass), sementara Jawa Barat lebih fokus pada build-up perlahan dengan umpan pendek dari kaki ke kaki serta pergerakan pemain yang dinamis dan sulit diprediksi.
Baca Juga: Cokrodiningratan: Menyusuri Jejak Filosofis dan Kekayaan Budaya di Jantung Yogyakarta
Selama 45 menit babak pertama, Jawa Barat tampak lebih mendominasi permainan, terlihat dari statistik penguasaan bola yang lebih unggul. Namun, hingga babak pertama usai, skor masih imbang 0-0. Pada babak kedua, kedua tim terus bertukar serangan.
Pertandingan berubah pada menit ke-70 ketika kiper Jawa Barat, Sujarmin, melakukan pelanggaran di area kotak penalti terhadap pemain Jawa Timur, Achmad Dwi Firmansyah, yang menghasilkan penalti. Rano Jutati, yang ditunjuk sebagai eksekutor, berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, membuat Jawa Timur unggul 1-0.
Baca Juga: Festival Garis Imajiner di Sleman: Menggali Filosofi, Merawat Budaya Keistimewaan Yogyakarta
Skor ini bertahan hingga akhir pertandingan, memastikan kemenangan Jawa Timur dan membawa mereka meraih gelar juara sepak bola putra pada PON Aceh-Sumut 2024.
“Respek, Jawa Barat dan Jawa Timur bermain imbang menurut saya, hanya saja keberuntungan berpihak ke Jawa Timur. Respek untuk Jawa Barat,” ujar Mas Dhot, salah satu penonton pertandingan.
Dengan kemenangan ini, Jawa Timur menambah catatan prestasi mereka dalam ajang PON. Tim sepak bola putra Jawa Timur kini telah meraih lima gelar juara, menegaskan posisinya sebagai salah satu kekuatan dominan dalam kompetisi olahraga nasional ini. []
Artikel kiriman Dava Putra Anandya, Mahasiswa Ilmu komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta