Baksos Ramadan, LKP Matematika Indonesia Bagikan Beras dan Takjil ke Warga

  • Whatsapp
baksos beras dan takjil
LKP Matematika Indonesia berbagi di bulan Ramadan dengan membagikan ratusan paket beras dan takjil kepada sopir angkuta di Wonogiri, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

Wonogiri – Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Matematika Indonesia berbagi di bulan Ramadan dengan membagikan ratusan paket beras dan takjil kepada sopir angkuta di Wonogiri, Jawa Tengah. Harapannya bakti soial ini bisa mengurangi beban warga akibat dampak Covid-19. Bakti sosial digelar di lingkungan Pokoh RT.004 RW.001 Kelurahan Wonoboyo Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Kamis, 6 Mei 2021.

Panitia penyelenggara Setiawan mengaku turut prihatin terhadap dampak Covid-19 bagi keluarga yang kurang mampu, khususnya pekerja harian. “Oleh karena itu, baksos ini kami harapkan dapat sedikit membantu dan meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu, 9 Mei 2021.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga:

Setiawan menambahkan bahwa kegiatan semacam ini (baksos) dapat menjadi inspirasi bagi komunitas yang lain untuk bisa berbagi dengan masyarakat ekonomi lemah yang terdampak Covid-19. Ia menambahkan kegiatan bakti sosial yang dilaksankan oleh LKP Matematika Indonesia rutin dilaksanakan setiap tahun termasuk bantuan untuk korban bencana alam.

Seorang penerima bantuan sosial, Heru Wijanarko Agung, 44 tahun, mengaku sangat terbantu dan bersyukur atas bantuan yang diberikan. Dalam kondisi Covid-19 sekarang ini ia menyampaikan keadaan perekonomian sangat sulit sekali.

“Bayangkan uang Rp100.000,00 untuk beli BBM Rp50.000,00 sisanya Rp50.000,00. Dari sisa uang tersebut masih digunakan untuk setoran”

Ketua Paguyuban Angkuta Wonogiri, Suprapto mengatakan bahwa kondisi sebelum pandemi Covid-19 angkuta Wonogiri masih eksis jadi masih bisa untuk mencari rejeki guna mensekolahkan anak serta mencukupi kebutuhan rumah tangga. Tetapi setelah kondisi pandemi Covid-19 ini dampaknya sangat luar biasa yaitu pendapatan turun drastis.

Dalam sehari mencari uang Rp100.000 susah. Padahal untuk membeli BBM dalam sehari paling tidak Rp50.000. “Bayangkan uang Rp100.000,00 untuk beli BBM Rp50.000,00 sisanya Rp50.000,00. Dari sisa uang tersebut masih digunakan untuk setoran,” ungkapya.

Menurut dia, kondisi pandemi membuat eksistensi Angkuta d Wonogiri terus berkurang. “Kondisi ini sangat memprihatinkan dan sekarang tinggal kurang lebih 60 armada yang masih aktif,” katanya.

Baca Juga:

Suprapto pun mewakili rekan-rekan sopir angkuta Wonogiri sangat berterima kasih kepada Bapak Setiawan dan Keluarga Besar LKP Matematika Indonesia yang sudah memberi kontribusi dan peduli kepada sopir angkuta Wonogiri. “Semoga kegiatan semacam ini dapat berlanjut,” ungkapnya.

Dalam baksos sosial ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang dibantu oleh tim Medis dari UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Sebelum mengambil bantuan, para sopir maupun warga diwajibkan memakai masker. Bagi yang belum memakai masker akan diberikan oleh tim dari LKP Matematika Indonesia. Diberikan pula hand sanitizer, adanya pengecekan suhu badan, serta penerapan pembatasan jarak fisik. Tampak hadir pula anggota dari Polsek Wonogiri Kota yang turut mengamankan selama kegiatan berlangsung. []

Related posts