Kasus Corona Tambah 500 per Hari, Sri Sultan HB X Wacanakan Yogyakarta Lockdown

  • Whatsapp
sultan HB X
Sri Sultan HB X saat diwawancarai awak media di Kepatihan Yogyakarta, Jumat, 18 Juni 2021. (Foto: Humas Pemda DIY)

Yogyakarta – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mewacanakan wilayahnya untuk lockdown mengingat kasus corona terus naik signifikan akhir-akhir ini. Dalam sepekan terakhir angka penambahan pasien corona di DIY mencapai 500 kasus per hari. Lockdown ditempuh untuk menekan laju penyebaran virus serta menekan penambahan pasien.

Sri Sultan mengatakan, bed occupancy ratio (BOR) atau angka penggunaan tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di DIY yang sebelumnya 36 persen kini sudah mencapai 75 persen hanya dalam waktu satu minggu. “Njuk arep ditaruh di mana pasiennya? Kalau penambahannya di atas 500 seperti ahir-akhir ini ya nggak mungkin bisa menampung,” kataya di Yogyakarta, Jumat, 18 Juni 2021.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga:

Raja Keraton Yogyakarta ini mengatakan, kebijakan lockdwon baru akan diambil usai mendegar rapat bersama yang rencananya digelar Senin 21 Juni 2021. Rapat tersebut dengan para dokter dan pimpinan kepala daerah kabupaten/kota di Yogyakarta.

“Mereka mau lebih mengetatkan lagi masyarakatnya nggak. Karena kita sudah bicara kontrol di RT/RW. Kalau gagal mau apa lagi? Kita kan belum tahu mencari jalan keluarnya, satu satunya cara ya lockdown, kan gitu,” ungkap Ngarsa Dalem, sapaan lain Sri Sultan HB X.

“Kalau itu pun gagal, mobilitas masih seperti ini mau apa lagi, ya lockdwon”

Menurut dia Pemda DIY sudah menerapkan PPKM Mikro tertanggal 15 Juni 2021 yang teknisnya sudah semakin diperketat lagi. Alasannya saat ini penualarannya sudah di bawah, pada keluarga dan tetangga. “Kalau itu pun gagal, mobilitas masih seperti ini mau apa lagi, ya lockdwon,” ungkapnya.

Sri Sultan HB X mengungkapkan, pemberlakuan PPKM Mikro mulai tertanggal 15 Juni 2021 sebenarnya sudah sangat ketat. Izin aktivitas di tingkat bawah tidak cukup di kalurahan, tapi kapanewon. Hal iti harapannya makin ketat. “Kalau masih tembus lagi, kurang apa meneh? Ini kan sulit kalau warga tidak mengapresiasi diri sendiri untuk disiplin,” ungkap Sultan HB X.

Suami dari GKR Hemas ini mengatakan, salah satu wacana lockdown memang karena kondisi angka penggunaan tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di DIY. “Kalau BOR rumah sakit sudah tidak sanggup menampung njuk arep ngopo? Semua naik kasusnya tidak hanya Yogyakarta, Jateng, Jakarta, Jatim naik juga,” tuturnya.

Baca Juga:

Lebih lanjut Ngarsa Dalem mengungkapkan, karantina di rumah pun akan semakin diperketat. Rumah untuk karantina harus ada toilet, jika tidak punya harus dikarantina yang disediakan pemerintah. “Nggak bisa lagi karantinaa di rumah, kalau keluarga masih jadi satu rumah ya podo wae itu,” ungkapnya.

Sri Sultan HB X megungkapkan, dalam APBD kabupaten/kota juga memungkinan dianggarkan meski hanya lima bed di kalurahan. Harapannya bisa mencapai 3.000 bed karantina. Penambahan ini dilakukan agar bisa menampung penambahan pasien corona. []

Related posts