Kisah Mbah Suliyah, Pembuat Anyaman Ketupat Upah Rp4.000 per Hari di Sleman

  • Whatsapp

Sleman – Suliyah, 77 tahun, warga Guyangan Kajor, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, hidup di rumah tidak layak huni. Dia menempati gubuk yang hanya berukuran kurang dari dua meter persegi. Fasilitas rumahnya pun tidak layak, tidak ada kakus, sehingga harus pergi ke sungai di seberang untuk membersihkan diri.

Meski sudah renta, Mbah Suliyah masih mengais rezeki dengan membuat anyaman ketupat dan mendapat upah Rp4.000 per hari. Kondisi ini jelas membutuhkan bantuan.

Read More

Umroh akhir tahun

Berdasarkan dari sejumlah aduan di media sosial Twitter pada Sabtu, 18 September 2021 yang menuliskan keberadaan perempuan berusia 77 tahun ini membutuhkan bantuan.

Baca Juga: Mbah Tuginem, Sosok Sederhana asal Bantul Sumbang Mobil APV untuk Misi Kemanusiaan Covid-19

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pun terketuk hatinya. Dia mendatangani rumah Mbah Suliyah pada Minggu, 19 September 2021. “Berdasarkan informasi yang saya dapat Sabtu kemarin, hari ini langsung saya respons dengan mengunjungi kediaman mbah Saliyah untuk memastikan kondisi beliau. Dan ternyata laporan itu benar,” jelas Kustini.

Kustini sempat berbincang dengan Suliyah, sekitar 20 menit. Dari perbicangan itu, memang Suliyah kondisinya layak mendapatkan bantuan. “Mbah Saliyah ini memang sendiri di sini tapi ada adik kandungnya. Mbah Saliyah ditinggal suami meninggal sudah lama,” ungkapnya.

Baca Juga: Karmini, Perempuan Hebat asal Bantul, Relawan Sopir Ambulans Jenazah Covid-19

Dia mengatakan, Pemkab Sleman akan segera membenahi rumah yang ditempat Mbah Saliyah ini. Selain bantuan rehab, Kustini melalui Dinas Sosial juga memberikan bantuan peralatan rumah dan kebutuhan pribadi. “Mbah Saliyah juga akan kami masukkan dalam program Asistensi Lanjut Usia Terlantar (ASLUT), setiap bulannya akan menerima Rp150 ribu,” jelas Kustini.

Bupati berharap semua bantuan ini bisa meringankan Mbah Suliyah untuk menjalani masa tuanya. “Dengan media sosial ini, pemerintah merasa sangat terbantu. Insyallah semua problem atau laporan akan segera direspons,” ungkapnya.

Baca Juga: Klarifikasi Perangkat Dusun soal Kakek Gunungkidul Tinggal di Bekas Kandang

Mbah Saliyah, kata Kustini, adalah contoh dari warga yang harus diperhatikan oleh Pemkab Sleman dan masyarakat sekitar. Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk tidak segan melaporkan kondisi masyarakat yang memang membutuhkan bantuan.

Dari balik masker yang dipakainya, raut wajah Mbah Saliyah tampak bahagia saat dikunjungi Kustini Sri Purnomo di rumahnya. Dia mengaku terharu dengan bantuan yang diberikan. Dia berharap Kustini terus mau terus turun ke masyarakat untuk melihat kondisi masyarakat. (Pemkab Sleman)

Related posts