Patriot Garda Nusantara Harus Meneladani dan Meneruskan Cita-cita Gadjah Mada

  • Whatsapp
Gus Iwan PGN
Salam komando Ketua PGN Gus Iwan Cahyono dan Kadensus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom. (Foto: Istimewa)

Solo – Organisasi massa (Ormas) Patriot Garda Nusantara (PGN) menjadi salah satu organisasi yang memiliki banyak pengikut di Tanah Air. Ormas yang didirikan KH Nuril Arifin atau yang akrab disapa Gus Nuril ini jumlah anggota terus bertambah.

Seperti di Solo, Jawa Tengah. Ratusan orang dari berbagai elemen dan latar belakang di Solo Raya bergabung ke PGN. Mereka mengikuti seremoni Pembaretan dan Pemantapan Wawasan Kebangsaan yang digelar di Syariah Hotel Solo, Minggu, 24 Okttober 2021.

Read More

Umroh akhir tahun

Hadir dalam acara pembaretan pendiri PGN KH Nuril Arifin, Ketua Umum PGN Gus Iwan, Kadensus 88 Aniteror Mabes Polri Irjen Marthinus Hukom dan jajaran, KGPH Suryo Wicaksono, perwakilan kepala daerah Solo Raya, perwakilan PGN Nusantara dan lainnya.

Baca Juga: Kepala Densus 88 Mabes Polri Hadiri Pembaretan Patriot Garuda Nusantara Jakarta Barat

Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, MD Shodiq yang hadir dalam acara ini menyebut bahwa PGN adalah ormas yang langsung mengejawantahkan makna berbangsa dan bernegara. Ada beberapa yang akan dihadapi ke depan. “Saat ini jumlah orang yang terpapar paham terorisme saat ini mencapai 2.326 orang, 998 di dalam tahanan baik di rutan maupu lapas.

Dia mengatakan, ada 1.300 orang ini dikelola agar mereka tidak terseret terorisme. “Orang-orang yang saya bina, agar diterima. Jika mereka diajak, atau bergabung ke PGN diterima tidak?” tanya Shodiq yang langsung dijawab anggukan bersedia.

Baca Juga: Patriot Garuda Nusantara Siap Jaga Keutuhan NKRI

Panglima PGN Gus Nuril arahannya pembaretan menandaskan, dampak Taliban patut diwaspadai. Bagi pasukan PGN yang baru menyelesaikan pembaretan juga harus mewaspadai hal tersebut.

Gus Nuril juga menyinggung kisah sejarah yakni perang salib. Peristiwa paling bersejarah di dunia itu menjadi tonggak perdamaian antarumat beragama.

“Panglima perang kedua belah pihak telah menunjukkan kasih sayangnya, sehingga tidak terjadi perang yang lebih besar lagi. Dua hal ini yang harus ditiru, masing-masing agama harus saling melindungi. PGN harus belajar dari kisah sejarah itu,” jelasnya.

Baca Juga: Sri Sultan HB X Mengusulkan 1 Maret Menjadi Hari Besar Nasional

Pada kesempatan ini, Gus Nuril dihadiahi sebuah patung tokoh besar yang sangat dipuja-puja dan menjadi inspirasi pendiri bangsa yakni Maha Patih Gadjah Mada dari perwakilan PGN Mojokerto. Gus Nuril mengaku mengidolakan dua tokoh yang paling dihormati, yakni Kuan Kong pemersatu China, dan Gadjah Mada.

Gus Nuril menghormati hadiah patung ini. “Tetapi yang pantas menerima penghargaaan adalah Kadensus Martinus Hukom. Saya punya lukisan Gadjah Mada besar. Saya mengidolakan, Sosok Gadjah Mada ada pada diri Martinus Hukom. Kita anak cucunya Majapahit wajib meneruskan cita-cita, tidak pernah takut, tidak pernah menyerah,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan riuh peserta pembaretan. []

Related posts