Museum Purbakala Pleret Bantul dan Mitos Sumur Gumiling

  • Whatsapp
museum purbakala pleret
Museum Purbakala Pleret. (Foto: Pemda DIY)

Bantul – Museum Sejarah Purbakala Pleret mulai dibuka pada tanggal 10 Maret 2014. Museum ini didirikan di atas bekas kompleks Keraton Mataram Islam masa kekuasaan Raja Amangkurat I.

Museum ini berada di Dusun Kedaton, Kalurahan/Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Di tempat ini tersimpan benda cagar budaya yang sebelumnya ditemukan di sekitar Kabupaten Bantul. Koleksi di dalamnya ada sekitar 50-an benda cagar budaya peninggalan sejarah masa lampau mulai dari arca, stupa dan lain lain.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Asal dan Kegunaan Wajan Raksasa yang Ditemukan di Banguntapan Bantul

Museum Sejarah Purbakala Pleret tidak hanya memiliki koleksi dari masa Mataram Islam saja, namun juga memiliki koleksi yang berasal dari berbagai zaman yang ditemukan di Kabupaten Bantul.

Dalam Situs Cagar Budaya Kedaton-Pleret terdapat peninggalan situs. Antara lain pondasi bangunan keraton, saluran air, Benteng Cepuri Keliling Keraton sampai Sumur Gumiling yang berada di halaman museum. Sumur Gumiling merupakan salah satu sumber mata air di dalam Keraton Pleret, yang pada masanya digunakan untuk jamasan pusaka Keraton.

Baca Juga: Merawat Cagar Budaya Yogyakarta dengan Festival Kebudayaan Kotagede

Sumur Gumiling ini menarik perhatian karena berwarna merah muda. Konon apabila menggunakan air sumur ini, bagi yang belum punya jodoh bisa cepat dapat jodoh. Begitu mitosnya.

Di area museum ada situs cagar budaya Ratu Malang Gunungkelir. Lokasinya di timur laut Museum Sejarah Purbakala Pleret, tepatnya berada di Dusun Gunung Kelir, Kapanewon Pleret.

Baca Juga: Menikmati Suasana Malam di Slasar Malioboro Yogyakarta

Situs ini berada di puncak bukit dengan ketinggian 100 meter dari permukaan air laut (Mdpl). Situs ini merupakan Kompleks Makam Ratu Malang Istri Amangkurat I yang memerintah Mataram Islam sepeninggalan Sultan Agung.

Untuk mencapai Museum Sejarah Purbakala Pleret, bisa melewati Jalan Imogiri Timur ke selatan sampai perempatan Jejeran, Wonokromo belok ke ke kiri atau ke timut terus sejauh kira-kira 1 kilometer. Museum Sejarah Purbakala Pleret berada di sisi kanan jalan. []

Related posts