Sleman – Inez Ardya Pramesti berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Meski bukan berasal dari keluarga mampu, tidak menyurutkan semangatnya belajar dan berkarya.
Masa berat yang Inez, sapaan akrabnya, adalah pada saat menempuh pendidikan di tingkat SMP dan SMK. Saat itu Inez melakukan pendidikan di SMP Aloysius Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Pada saat menjelang ujian di mana semua siswa harus menyelesaikan biaya administrasi agar bisa dapat kartu ujian. Keluarga hanya mendapatkan penghasilan dari panen salak. Tetapi perempuan kelahiran Sleman 15 Mei 2002 ini tidak menyerah.
Baca Juga: Ndarboy Genk Bantul Syukuran Raih Anugerah Ambyar Awards Spesial 2021
Ia bangkit dan membuktikan kepada ayahnya dengan berbagai prestasi. Pada saat kelulusan SMP, Inez ingin melanjutkan pendidikan di sekolah seni, karena menyadari punya bakat vokal yang bagus.
Namun tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya. Akhirnya melanjutkan pendidikan di SMK Sanjaya Pakem dan mengambil jurusan akuntansi. Masa SMK juga tidak mudah dilaluinya, karena ia menjalani pendidikan yang bukan passionnya. Tetapi mau tidak mau harus bertanggungjawab dan demi orang tuanya.
Kesadaran Inez yang tidak begitu pandai di bidang akademik membuat Inez selalu semangat berkarya di bidang non akademik. Ia mengikuti banyak perlombaan dan semua yang ia usahakan tidak sia-sia.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Parijem, Lansia Pembuat Camilan Tradisional Asal Kulon Progo
Pada saat SMK, Inez memenangkan berbagai perlombaan seperti Juara 3 menyanyi solo FLSSN se-SMK DIY tingkat kabupaten kota dan Juara 3 lomba poster ilmiah Economics Learning Competition “Kritik Generasi Muda CERDAS terhadap pembangunan Infrastruktur di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah”.
Saat ini Inez melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma, sama seperti jejak kakak perempuannya yang di kuliah di kampus itu. Bedanya Inezmengambil jurusan Pendidikan Sejarah, sedangkan kakaknya jurusan ekonomi.
Ia melanjutkan pendidikan dengan beasiswa sehingga tidak merepotkan kedua orang tuanya dalam hal biaya pendidikan. Dia menyadari kedua orang tuanya tidak memiliki penghasilan yang tetap.
Baca Juga: Anak Petani Sayur asal Kulon Progo Diterima Kuliah Gratis di UNY
Di sela-sela kuliah, Inez juga bekerja paruh waktu di salah satu cafe di Yogyakarta. Ia menyadari bukan berasal dari keluarga mampu sehingga harus bekerja mendapatkan uang untuk menyelesaikan pendidikannya sekaligus membantu kedua orang tuanya.
Inez punya prinsip, ketika merasa tidak memiliki bakat di bidang akademik, harus mencoba hal lain dan jangan hanya mengikuti arus air yang mengalir. “Kita semua dilahirkan dengan bakat masing-masing sehingga jangan pernah iri dengan kesuksesan orang lain tetapi buatlah kesuksesan orang lain menjadi pelajaran bahwa kita juga bisa untuk maju. Finish Your Start,” kata Inez.
“Jika memulai sesuatu harus menyelesaikannya sampai tuntas. Jangan menjadikan masalah ekonomi menjadi penghalang untuk maju karena selalu ada jalan keluar ketika mau berusaha,” ungkapnya lagi. []
Artikel kiriman Lusiana Indah Lestari, Mahasiswi Prodi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta.