Yogyakarta – Bumi Wisata Ngoro-oro yang berada di Kalurahan Ngoro-oro, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta punya potensi wisata geosites yang tinggi. Melalui pengabdian masyarakat UGM memprioritaskan pengembangan 13 geosites dengan model Get and Go di Kelurahan Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul yang selama ini belum sepenuhnya tergarap oleh pengelola setempat.
Tim UGM Yogyakarta mengembangkan potensi yang luar biasa ini. Langkah yang dilakukan yakni dengan Model Get and Go, yang merupakan akronim dari Geological tourism & Geological Exploration.
Baca Juga: UGM Yogyakarta Beberkan Hasil Penelitian Soal HeHa Ocean View Gunungkidul
“Get and Go merupakan model wisata pendidikan berkelanjutan berbasis geologi dan pengetahuan masyarakat lokal. Geo wisata berupa live tour dan virtual tour yang berbasis pengetahuan, interpretasi, dan penjelajahan kekayaan geologi,” kata tim UGM Yogyakatya, Silvi Nur Oktalina.
Dia mengatakan, Kalurahan Ngoro-oro sendiri merupakan daerah penyangga Gunung Api Purba Nglanggeran. “Saat ini, pengelolaan geosite sebagai destinasi wisata belum mengutamakan aspek tentang geosite sebagai sebuah warisan geologi yang sarat dengan pengetahuan ilmiah kebumian,” ujar Silvi.
Baca Juga: Pantai Jogan, Pesona Menakjubkan Air Terjun Pengantin dengan Bibir Laut di Gunungkidul
Pengembangan pariwisata geosites ini perlu adanya pengenalan fenomena geologi yang tidak saja indah untuk dilihat, namun juga memiliki unsur edukasi sehingga wisata geosites memiliki kesan yang mendalam.
Silvi berharap Bumi Wisata Ngoro-oro Gunungkidul dapat berkembang menjadi alternatif wisata edukasi berbasis sumber daya alam khususnya kekayaan geologi yang saat ini belum banyak diangkat di Gunungkidul. “Sekaligus sebagai laboratorium alam yang dapat digunakan mahasiswa untuk belajar kekayaan sumber daya alam yang ada di dalamnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Wisata Gunungkidul Menuju Kelas Dunia, KGPAA Paku Alam X Berpesan Jangan Rusak Karst
Harapan lainya melalui program ini, pengelola dapat berbenah dan menyiapkan Ngoro-oro sebagai wisata berbasis kebumian. Harapan saat kondisi sudah berangsur membaik dari pandemi Covid 19, pelaku pariwisata dapat menjalankan perannya dalam percepatan pemulihan daya tarik wisata sebagai persiapan pembukaan wisata di Yogyakarta.
Jumlah tim UGM dalam pengabdian ada tiga orang. Mereka adalah Silvi Nur Oktalina, dari Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner Sekolah Vokasi, Didit Hadi barianto dari Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik dan Rina Widiastuti dari Program Studi Pariwisata Departemen Bahasa Seni dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi. []