Bantul – Ketua Karang Taruna DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono mengatakan, program Karang Taruna DIY selama ini fokus pada tiga program besar yaitu kepemimpinan, kebudayaan dan kewirausahaan. Tahun ini akan lebih fokus pada penguatan sektor UMKM sebagai fokus programnya.
Dia mengungkapkan, untuk melaksanakan program kerja ini menggandeng stakeholder seperti pemerintah dan swasta. Pihaknya sudah menggelar stadium general dan diskusi virtual pada akhir 2021 dengan menghadirkan pemerintah seperti Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa yang dipertemukan dengan perwakilan Keraton Yogyakarta GKR Hayu.
Baca Juga: Pasar Sompilan Hargobinangun Pakem Sleman Resmi Beroperasi
Selain itu, kata Gusti Condrokirono, dari pihaknya menggandeng swasta dengan mengundang Haed Of Government Relations SHOPEE Indonesia, Balques Manisang. “Pada tahun 2022, saya yakin UMKM bisa menjadi lokomotif pendorong kebangkitan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta,” tandasnya, Senin, 25 Januari 2022.
Putri kedua Sri Sultan HB X ini mengatakan, program Karang Taruna DIY ini akan berlanjut dengan berbagai inovasi lain yang akan berjalan lebih cepat selama 2022 ini. Program Karang Taruna pada sektor UMKM ini tidak melulu soal transformasi digital.
Baca Juga: Gebyar Kangen Jogja di Jakarta, Momentum UMKM Yogyakarta Naik Kelas
Dia menegaskan, produktifitas juga akan digenjot. “Kami terus mendorong program–program enterpeneurship yang melaksanakan teman-teman muda,” tegasnya.
Sementara itu, pengurus Karang Taruna DIY M Pranasik Faihaan mengatakan, gejolak ekonomi yang terjadi selama lebih dua tahun ini membawa dampak yang cukup signifikan. Sebagian pelaku UMKM seperti dirinya harus mengubah pola bisnisnya. “Kami dan pelaku UMKM yang paling signifikan adalah mengubah poka, yang awalnya mengandalkan offline dan online, sekarang cenderung lebih mengandalkan online,” ungkapnya.
Baca Juga: Sri Sultan Sebut SiBakul Jogja Mampu Atasi Kerasnya Persaingan Pasar Bebas
CEO Sovva Kreasi Indonesia ini menyebut perubahan itu dapat dengan cepat dilakukan bagi UMKM yang sudah familiar dengan teknik pemasaran online. Namun tidak jarang pelaku UMKM akhirnya berhenti karena sulit menyesuaikan. “Kita tahu sendiri, tidak semua siap dengan transformasi teknologi. Sehingga wajar kondisi ini menjadi semakin sulit,” kata warga Kapanewon Pajangan Bantul ini. []