BacaJogja – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Daeah Istimewa Yogyakarta memberi perhatian serius mengenai ketersediaan minyak goreng kemasan maupun curah menjelang Lebaran 2022. Faktanya, minyak goreng curah sulit didapatkan di sejumlah pasar tradisional maupun warung-warung.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana mengatakan, komoditas yang masih perlu dapat perhatian khusus yakni ketersediaan minyak goreng baik curah maupun kemasan. Untuk minyak goreng kemasan banyak bisa ditemui di pasar-pasar, warung dan toko swalayan.
Baca Juga: Minyak Goreng Curah Sulit Didapat di Kulon Progo, Kota Jogja dan Gunungkidul
“Stok minyak goreng curah di pasar tradisional memang masih relatif sulit,” katanya usai melakukan pemantauan di Pasar Playen dan Toserba Sambipitu, Gunungkidul, Rabu, 20 April 2022.
Menurut dia, berdasarkan pantauan yang dilakukan, ada beberapa alasan minyak goreng curah sulit ditemui di pasaran. Pedagang pasar tradisional tampaknya kurang berminat menjual minyak goreng curah.
Baca Juga: Penjelasan soal Minyak Goreng yang Sering Kosong di Toko Jejaring Yogyakarta
“Selain karena keuntungannya hanya sekitar Rp300-Rp400 per liter, risiko saat penyimpanannya pun tinggi karena mudah pecah atau tumpah. Menjual minyak goreng curah juga membuat pedagang harus melakukan pengemasan lagi,” jelasnya.
Di sisi lain, keuntungan menjual minyak goreng kemasan lebih tinggi dibanding curah. Selain itu, minyak goreng kemasan lebih praktis dan bisa disimpan dalam waktu lebih lama, sehingga lebih menguntungkan.
Baca Juga: HET Minyak Goreng Dicabut, Pelaku UMKM di Yogyakarta Kalang Kabut
“Tapi untuk minyak goreng curah, Pemkab Gunungkidul beberapa hari ini sudah melakukan operasi pasar sampai ke desa-desa. Jadi masyarakat yang di desa-desa bisa dengan mudah membeli minyak goreng curah,” jelas Tri. []