Pembayaran Digital Dorong Inklusi Keuangan UMKM

  • Whatsapp
ilustrasi pembayaran digital
ilustrasi pembayaran digital. (Foto: Pixabay)

BacaJogja – Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldy menyatakan, UMKM memegang peran penting sebagai motor penggerak ekonomi digital di Indonesia. Hal ini tercermin dari pemilik usaha semakin meningkatkan penggunaan layanan keuangan digital khususnya akibat pandemi.

“Sebagai salah satu pemangku kepentingan kunci, BI telah menginisiasi kebijakan dan regulasi untuk mendorong keuangan inklusif dan pengembangan bagi UMKM,” katanya Fintech Talk “Maksimalisasi Layanan Keuangan untuk Mendorong Inklusi Keuangan dan Digitalisasi UMKM” gelaran Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bekerja sama dengan BI, Kementerian Koperasi dan UKM serta BukuWarung, 20 April 2022.

Read More

Umroh akhir tahun

Menurut dia, pembayaran digital menjadi game changer di masa pandemi terutama melalui QRIS yang merupakan salah satu deliverables Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Nominal transaksi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada Tw1 2022 telah mencapai 14.8T atau tumbuh 359 persen year-on-year (yoy). Per April 2022, BI mencatat hampir 17 juta merchant menggunakan QRIS yang tersebar di 34 Provinsi dan 480 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Start-Up BukuWarung Dukung UMKM Yogyakarta Go Digital, Ini Keunggulannya

Melihat pesatnya pertumbuhan pengguna QRIS, kebijakan BI diarahkan untuk mencapai tambahan 15 juta pengguna baru QRIS hingga akhir tahun ini. Berbagai kebijakan Bank Indonesia terkait QRIS juga diarahkan untuk mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional.

Pertama, penyesuaian limit transaksi QRIS dari semula Rp5 juta menjadi Rp10 juta per transaksi untuk mengakomodir use case transaksi dengan nominal besar, serta mendukung digitalisasi di daerah dan transaksi Pemerintah. Kedua, penetapan MDR 0% bagi merchant mikro sehingga lebih efisien (s.d. Juni 2022). Ketiga, pengembangan fitur dan model bisnis QRIS secara berkelanjutan bersama industri.

Baca Juga: Pemkab Sleman Gelar Ramadan Great Sale, Cashback hingga 50 Persen

Wakil Ketua Umum II Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Aldi Haryopratomo, mengatakan penyedia layanan keuangan digital harus memastikan semua segmen masyarakat, termasuk pengusaha mikro, memiliki akses pada layanan keuangan digital yang mudah digunakan.

“Penting bagi UMKM untuk melakukan digitalisasi, oleh karena itu pelaku fintech perlu memastikan mereka dapat memenuhi kebutuhan layanan keuangan UMKM seperti menyediakan layanan pembayaran digital, pinjaman dan asuransi digital, hingga pemasaran,” ungkapnya.

Director of Merchant Experience BukuWarung Adi Harlim, mengatakan BukuWarung berkomitmen menyediakan solusi inovatif bagi pelaku UMKM, termasuk QRIS yang merupakan salah satu fitur unggulan. “QRIS BukuWarung memungkinkan pembayaran dari pembeli yang dapat langsung terkirim ke rekening penjual tanpa harus bertatap muka,” katanya.

Baca Juga: Tiga Kunci UKM di Yogyakarta Sukses Sesuai Arahan Sri Sultan HB X

Sesuai dengan kebijakan BI, dengan satu QR code BukuWarung saja, pemilik usaha mikro bisa menerima berbagai metode pembayaran dari bank atau dompet digital tanpa biaya administrasi atau disebut juga merchant discount rate (MDR).

Dia mengatakan, pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kinerja keuangan UMKM. Dua tahun belakangan, pandemi juga mempengaruhi permintaan UMKM di bulan Ramadan yang semestinya menjadi kesempatan bagi pengusaha mendapat peningkatan pendapatan. “BukuWarung berdedikasi mendukung UMKM dalam meningkatkan penjualan mereka dan membangkitkan kemeriahan Ramadan melalui program #SemarakUntung,” ungkapnya. []

Related posts