BacaJogja – “Aku sesuk ngetan (Aku besok ke timur),” kata Adi, warga Kulon Progo kepada temannya, Anto, warga Kota Yogyakarta. Anto pun paham apa yang dimaksud Adi, ngetan berarti akan ke Kota Yogyakarta.
Percapakan tersebut masih sering terdengar dalam pergaulan sehar-hari masyarakat Jawa. Dalam berkomunikasi antarsesama memiliki bahasa yang khas. Biasanya bahasa komunikasi ini dilakukan antara dua orang atau lebih yang sifatnya intim atau sudah akrab.
Baca Juga: Taman Kampung Aksara Pacibita Yogyakarta Menjaga Aksara Jawa dari Kepunahan
Begitu juga dalam menyebut penunjukan waktu. Tempo dulu masyarakat Jawa menyebut waktu tidak merujuk pada pukul atau jam berapa, namun dengan istilah yang dianggap sudah lazim dan dimengerti.
Bahkan sampai saat ini, istilah-istilah tersebut masih acap digunakan dengan orang yang diajak bicara. Percakapan dan cara berkomunikasi yang unik dan khas. Begitulah masyarakat Jawa.
Baca Juga: 70 Kolektor Tosan Aji Pameran di Pasar Seni Gabusan Bantul
Berikut ini istilah penunjuk waktu dengan kata istilah bahasa pergaulan sehar-hari pada masyarakat Jawa:
1. Pukul 06.00 WIB = Byar
2. Pukul 09.00 WIB = Gumatel
3. Pukul 10.00 WIB = Pecal sawed
4. Pukul 11.00 WIB = Wisan Gawe
5. Pukul 11.30 WIB = Tengange
6. Pukul 12.00 WIB = Bedhug Duhur
7. Pukul 12.30 WIB = Lingsir Kulon
8. Pukul 15.00 WIB = Ngasar
9. Pukul 17.00 WIB = Tunggang Gunung
10. Pukul 17.30 WIB = Tibra Layu
11. Pukul 18.00 WIB = Maghrib, Surup
12. Pukul 18.30 WIB = Bakda Maghrib
13. Pukul 19.00 WIB = Ngisak
14. Pukul 20.00 WIB = Bakda Ngisak
15. Pukul 22.00 WIB = Sirep Bocah
16. Pukul 23.00 WIB = Sirep Wong
17. Pukul 24.00 WIB = Bedhug Bengi
18. Pukul 01.00 WIB = Lingsir Wengi
19. Pukul 02.00 WIB = Titiyoni
20. Pukul 03.00 WIB = Jago Klruruk Sepisan. (Ayodya/Pemda DIY)