Silaturahmi MWC NU Pundong Bantul dan Sejarah Halal Bihalal

  • Whatsapp
NU Pundong Bantul
MWC NU Pundong Gelar Halal Bi Halal dan Pelantikan IPNU IPPNU. (Foto: Markaban Anwar)

BacaJogja – Keluarga besar MWC NU Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta menggelar syawalan dan Pelantikan IPNU IPPNU. Acara digelar di aula Madrasah Diniyah Ar Rahmah Nglembu, Panjangrejo, Pundong, Minggu, 29 Mei 2022.

Dalam acara itu, diisi pengajian yang disampaikan KH. Muslih Nahrowi. Dalam ceramahnya, mendedahkan sejarah halal bi halal di Indonesia. Tradisi halal bi halal masyarakat Indonesia terselenggara hingga menjadi tradisi itu atas usulan KH Wahab Hasbullah, muassis Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi anggota penasihat Presiden Soekarno.

Read More

Baca Juga: Puan Maharani Menceritakan di Balik Asal Muasal Istilah Halal Bihalal

Dia mengatakan, usai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia hingga tahun 1950-an, kondisi sosial politik negara masih kacau. Ada banyak pergolakan politik karena masing-masing partai saling sikut untuk menguasai pemerintahan sesuai ideologi sendiri-sendiri.

Ada PNI dengan ideologi nasionalis, PKI dengan ideologi komunis, ada Masyumi dengan ideologi negara Islam. Kekacauan politik berulang kali terjadi di masa awal kemerdekaan RI, ada pemberontakan PKI tahun 1948, pemberontakan DI/TII, pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi, pemberintakan Permesta dan lain sebagainya.

Baca Juga: Syawalan PGAT Caturtunggal Depok Sleman, Warga Komitmen Tolak Gejayan Memanggil

Menurut dia, kabinet tidak dapat bertahan lama akibat pertikaian politikus. Dengan situasi sosial politik yang demikian itu Presiden Soekarno meminta nasihat kepada Kiai Wahab Hasbullah yang kemudian mengusulkan kepada presiden supaya mengadakan silaturahmi untuk mempertemukan para tokoh politik demi meredakan ketegangan. “Maka muncullah istilah halal bihalal yang acaranya pertama kali diadakan di Istana Negara,” jelas Kiai Muslih Nahrowi.

Dia mengatakan, sebaagi kaum nahdliyin harus melestarikan tradisi halal bi halal. Esensi halal bi halal adalah saling maaf memaafkan, dan inilah kunci kerukunan. “Dengan saling bermaafan itu dapat menjaga kerukunan,” ungkapnya.

Baca Juga: Pandemi Mereda, MWC NU Pundong Bantul Safari Ramadan di Empat Lokasi

Hadir dalam acara Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. Dalam sambutannya menyatakan syawalan atau halal bi halal merupakan kegiatan masyarakat yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan kerukunan antar berbagai elemen masyakarat dan pemerintah.

Syawalan mempertemukan silaturahmi berbagai elemen masyarakat dan pemerintah, silaturahmi yang rukun antara jamaah dan umaroh. “Halal Bi Halal adalah ruang kerukunan antara masyarakat dan pemerintah. Kegiatan ini adalah tradisi yang harus kita lestarikan,” tutur Abdul Halim.

Baca Juga: Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Wajib Memajukan Pendidikan di Bantul

Selain dihadiri bupati, tampak hadir antara lain Anggota DPRD Bantul Fraksi PKB Suradal, Wakil Ketua PCNU Bantul Marhadi Fuad, Panewu Pundong Bangun Rahina, Kapolsek Pundong AKP Cherli Evi Prayudati Sela, Danramil Pundong, Ketua PAC PKB Pundong Nawir, dan Lurah Panjangrejo Mudiyana.

Jajaran Pengurus MWC NU Pundong berserta Pengurus Banom NU Pundong, Pengurus Ranting NU Kalurahan, Ketua Pengurus Anak Ranting NU se Pundong serta sejumlah tamu undangan. (Kontributor: Markaban Anwar)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *