Sejarah dan Asal Usul Nama Wates, Ibu Kota Kulon Progo

  • Whatsapp
Wates Kulon Progo
Peresmian tugu 100 tahun Kabupaten Adikarta oleh kaum Tionghoa yang banyak bermukim di Adikarta (Wates dan Galur/Brosot) 1931 dan Peta Adikarta di museum Pakualaman milik @blackcatnicken. (Foto: Sejarah Jogyakarta)

BacaJogja – Wates, sebuah nama daerah yang menjadi ibu kota Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Secara bahasa, “Wates” atau “Watas” mempunyai kognat atau kemiripan bunyi dan arti dengan kata “Batas” dalam Bahasa Melayu atau Indonesia. Keduanya merupakan rumpun bahasa Austronesia.

Huruf B dalam Bahasa Melayu seringkali bertukar dengan W dalam Bahasa Jawa. Seperti Biji – Wiji; Batu – Watu; Besi – Wesi dan Benih – Wenih atau winih.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Yogyakarta Hadiningrat

Kenapa nama kota ini Wates? Wates (batas) apa dengan apa? Konon ini adalah batas (watas) antara Mataram Gading (Mataram Selatan) dan Mataram Krajan (Mataram Kulon) pada abad ke-18 ketika berkuasa Mataram di Kartasura (1680 – 1745).

Batas yang kedua bisa dilacak setelah Geger Spoy 1812 yang terjadi di Keraton Keraton, dan terbentuk Kadipaten Pakualaman (1813) dengan wilayah Karang Kemuning di sisi selatan Mataram bagian barat.

Baca Juga: Mengenal Bangunan Kantor Pos Besar di Kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta

Batasnya dengan wilayah Kasultanan yang berpusat di Pengasih (sebelum ke Sentolo) adalah di desa Wates ini. Tetapi saat itu pusat Karang Kemuning masih di Brosot.

Saat pemerintahan Paku Alam V diganti nama Karang Kemuning menjadi Adikarta dengan ibu kota Bendungan. Lalu tahun 1903 ibu kota dipindah ke Wates. Kapanewon Bendungan berganti nama menjadi Kapanewon Wates.

Pembangunan Wates sebenarnya diawali oleh Paku Alam VI yang didukung penuh oleh para warga diaspora Tionghoa, seperti Kim Yan, Tao Sik yang akhirnya mereka oleh Pakualam VII diizinkan mengontrak tanah di Wates sepanjang 75 tahun.

Baca Juga: Sejarah dan Cikal Bakal Nama Sewon di Bantul Yogyakarta

Paku Alam VII (menjabat 1906-937) membangun Kota Wates dengan jembatan yang menghubungkan transportasi darat antara Yogyakarta dan Purworejo. Selain itu juga membangun pasar dan lain-lain.

Pada 1951, Kulon Progo (ibukota Sentolo) milik Kasultanan dilebur dengan Adikarto (ibu kota Wates) milik Pakualaman. Kulon Progo menjadi nama kabupatennya, tetapi ibu kota berada di Wates, ibu kota Adikarta. (sumber: Sejarah Jogyakarta)

Related posts