Bekakak, Rebo Pungkasan dan Event Budaya Lainnya di Yogyakarta September 2022

  • Whatsapp
lemper rebo pungkasan
Lemper raksasa dalam kirab Rebo Pungkasan di Wonokromo Pleret Bantul. (Foto: Facebook/Hendro Prasetyo)

BacaJogja – Banyak event bernuansa budaya atau adat yang digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama September 2022 ini. Hal ini bersamaan dengan bulan Sapar atau bulan kedua dalam kalender Jawa. Bagi masyarakat Jawa memang banyak yang menggelar tradisi adat pada bulan Sapar. Begitu juga di Yogyakarta.

Setidaknya pada September 2022 yang bersamaan bulan Sapar ini, ada beberapa upacara adat yang digelar di Yogyakarta, seperti Bekakak di Gamping Sleman dan Rebo Pungkasan di Pleret Bantul. Dua event budaya ini dalam setiap perayaannya selalu dibanjiri warga hingga ribuan orang.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Daftar Artis yang Bakal Konser di Yogyakarta September 2022

Berikut Event Budaya pada September 2022 di Jogja:

1. Upacara Adat Bekakak
Kirab Saparan Bekakak Ambarketawang dilaksanakan pada Jumat, 9 September 2022 pukul 14.00 WIB. Kirab budaya Bekakak berangkat dari Lapangan Ambarketawang menuju Gunung Gamping. Parade kirab menampilkan : bregada rakyat, gunungan, parade kesenian, ogoh-ogoh, dan lainnya.

Saparan Bekakak Gamping Sleman
Saparan Bekakak Gamping Sleman (Foto: Facebook/Cerry Lophe Guntur)

Upacara adat ini merupakan perintah Pangeran Mangkubumi, yang merupakan pendiri Keraton Yogyakarta. Sosok yang kemudian disebut Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I memperintahkan menggelar upacara adat ini sebagai bentuk penghormatan kepada arwah atau roh halus Kiai dan Nyai Wirosuto sekeluarga yang tetap setia menunggu pesanggrahan Ambarketawang.

Baca Juga: Mengenal Upacara Adat Bekakak Keraton Yogyakarta di Gamping Sleman

Ikon tradisi Bekakak yakni replika hantu berukuran besar dan menyeramkan atau biasa disebut ogoh-ogoh. Selain itu, ada boneka pengantin bergaya Surakarta dan Yogyakarta.

2. Rebo Pungkasan
Kirab Saparan Rebo Pungkasan digelar pada 20 September 2022 yang berlokasidi di Kalurahan Wonokromo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul.

Disebut Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan karena upacara ini diadakan pada hari Rabu terakhir pada bulan Sapar. Maksud dan tujuan penyelenggaraan Upacara Rebo Wekasan adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta seorang kyai pertama di Wonokromo – Kyai Faqih Usman atau Kyai Welit – yang bisa menyembuhkan segala penyakit dan dapat memberikan berkah untuk kesuksesan usaha atau untuk tujuan-tujuan tertentu.

Baca Juga: Update Kalender Event September 2022 di Yogyakarta

Salah satu yang menjadi ikon pada tradisi Rebo Pungkasan yakni lemper berukuran besar. Puncak acara adalah kirab lemper raksasa berukuran tinggi 2,5 meter dengan diamter 45 cm. Lemper diarak dari Masjid Wonokromo menuju Balai Kalurahan Wonokromo sejauh 2 kilometer.

Dalam kirab lemper ini diawali dengan barisan prajurit Kraton Ngayogyakarta, menyusul kemudian lemper raksasa tiruan yang diusung oleh empat orang, dan diikuti lemper yang berukuran sepanjang 40 cm dan 15 cm. Selanjutnya yang di belakangnya lagi adalah beberapa kelompok kesenian setempat seperti Shalawatan, Kubrosiswo, Rodat, dan sebagainya yang ikut memeriahkan Upacara Rebo Wekasan.

3. Saparan Mojohuro-Jati
Saparan Mojohuro-Jati di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul ini digelar pada 11-20 September 2022. Event yang digelar setahun sekali dirayakan tiap selasa Kliwon atau Jumat kliwon pertama pada bulan Sapar dalam kalender Jawa.

Baca Juga: Jadwal dan Rangkaian Acara Saparan Mojohuro-Jati Sriharjo Imogiri Bantul

Rangkaian acara meliputi bersih makam, bersih sendang, kirab, pentas kesenian traidisional seperti jatilan, hadroh, karawitan dan lainnya. Kirab Budaya dimulai dari Balai Desa Sriharjo menuju Sendang gayam. Penutup kirab diakhiri dengan kenduri.

4. Saparan Ki Ageng Wonolelo
Tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo digelar selama 14 hari, sejak 26 Agustus hingga 10 September 2022. Rangkaian acara digelar di Halaman Masjid Ki Ageng Wonolelo, Pondok Wonolelo, Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

saparan wonolelo
Suasan tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo di Sleman Yogyakarta. (Foto: Facebookk/Jogjaku)

Tradisi Saparan dan Kirap Pusaka Ki Ageng Wonolelo merupakan salah satu warisan budaya di Yogyakarta. Ki Ageng Wonolelo yang bernama asli Ki Jumadi Geno, merupakan keturunan Prabu Brawijaya V yang sangat berjasa terhadap Kerajaan Mataram, yakni bisa memastikan Sriwijaya di Palembang tetap berada dalam pangkauan Mataram.

Baca Juga: Mengenal Ki Ageng Wonolelo dan Tradisi Saparan di Sleman Yogyakarta

Ilmu kebatinan Ki Ageng Wonolelo sangat tinggi. Demikian pula jasanya sehingga saat ini masih tetap memperingati dengan melakukan kirab pusaka peninggalanya yang berupa Alquran, Baju Ontokesumo, kopyah dan tongkat potongan kayu mustaka masjid dan segala jenis rerangkaianya.

Agenda setiap hari berupa pengajian, pentas seni dan budaya secara bergantian meliputi Festival Apem, pentas Jathilan, kethoprak, macapat, kesenian kreasi anak, kesenian religius Badui dan Hadroh, karawitan hingga band dan bangndut.

Puncak acara berupa kirap pusaka dengan bregada Jumat 9 September 2022. Kirab pusaka merupakan peninggalan Ki Ageng Wonolelo. Ikon dari tradisi ini yakni penyebaran apem dalam jumlah sangat banyak. Tak heran acara ini juga kerap disebut saparan apeman. []

Related posts