BacaJogja – Alun-alun Selatan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Keraton Yogyakarta. Kawasan yang berada di sisi selatan atau halaman belakang Keraton Yogyakarta mengandung makna dan filosofi yang mendalam.
Memasuki Alun-Alun Selatan, wilayah tersebut ditanami banyak pohon pakel dan kweni. Pohon-pohon ini melambangkan pemuda yang sudah akil balig dan sudah wani atau berani meminang gadis pujaannya.
Selanjutnya, Siti Hinggil Kidul yang kini dikenal sebagai Sasana Hinggil Dwi Abad, terdapat pohon pelem cempora dan pohon soka. Pelem cempora yang berbunga putih melambangkan benih laki-laki dan soka yang berbunga merah melambangkan benih perempuan.
Baca Juga:
- Laut Selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi Tidak Satu Garis Lurus
- Pasar Malam dan Tradisi Sekaten Keraton Yogyakarta
- Keraton Yogyakarta Buka Pendaftaran Prajurit, Ini Syaratnya
- Sejarah dan Filosofi Panahan Jemparingan Gaya Mataraman Keraton Yogyakarta
- Sejarah dan Filosofi Tugu Jogja, Karya Pendiri Keraton Yogyakarta yang Diacungi Jari Tengah Suporter Bola
Di kiri dan kanan Siti Hinggil Kidul terdapat jalan yang bernama Pamengkang, yang berarti posisi kaki yang berjauhan satu sama lain. Melambangkan gerbang menuju rahim.
Lebih ke utara, terdapat kompleks Kamandhungan yang berasal dari kata kandungan. Simbol sukma atau janin yang menunggu dilahirkan. (Kraton Jogja)