BacaJogja – Sejumlah pegiat wakaf hadir dalam peluncuran Wakaferse di Kementerian Agama RI di Jakarta, Rabu, 5 Oktober 2022. Bertajuk Wakaferse-Semesta Berwakaf, Dompet Dhuafa mengajak masyarakat berperan memajukan wakaf di Indonesia. Langkah tersebut bertujuan untuk membangun kemajuan ekonomi sebuah bangsa.
Hadir dalam diskusi publik Direktur Resource Mobilization Dompet Dhuafa yaitu Etika Setiawanti, Direktur Zakat & Wakaf Kemenag Tarmizi Tohor M.H, Forum Wakaf Produktif Sholeh Hidayat, Ahli Muda Analis Kebijakan BIMAS Islam Jaja Zarkasyi, Ketua Wakaferse Dompet Dhuafa Sulis Tiqomah serta Aliah Sayuti mewakili public figure.
Baca Juga: DMC Dompet Dhuafa Pasok Ratusan Paket Sembako kepada Korban Banjir Pakistan
Etika Setiawanti mengatakan, dalam tiga tahun sebelumnya Dompet Dhuafa mengusung tema Wake Up Wakaf. Dengan wake up wakaf, Dompet Dhuafa berupaya menggugah wakaf di masyarakat Indonesia. Karena wakaf dianggap sebagai ibadah yang harus dengan nilai tinggi. “Namun dengan wake up wakaf, Dompet Dhuafa mengajak anak-anak muda untuk bisa berwakaf hanya dengan seharga secangkir kopi,” katanya.
“Di tahun ini Dompet Dhuafa menggaungkan Wakaferse. Ini menjadi sekuel wakaf Dompet Dhuafa. Setelah semuanya mengenal wakaf, kemudian Dompet Dhuafa berupaya memperluas gerakan wakaf melalui Wakaferse,” jelas Etika Setiawanti.
Baca Juga: SLI Dompet Dhuafa Jogja Gelar Pelatihan Aplikasi Desain Grafis Online
Tarmizi Tohor mengatakan, pengembangan wakaf di Indonesia ini masih kurang. Padahal potensinya sangat besar sekali. Apalagi tentang Wakaf uang.
Sementara Sholeh Hidayat, menyatakan, pengembangan wakaf di Indonesia tidak terlepas dari peran serta keberadaan Nazhir. Setiap Nazhir pasti memiliki kendala, sehingga sangat diperlukan kolaborasi antar Nazhir agar dapat mengoptimalkan wakaf supaya lebih produktif.
“Akan lebih banyak memberikan manfaat bagi mauquf alaih (penerima manfaat). Tidak hanya antar Nazhir, kolaborasi juga diperlukan dengan berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga-lembaga swasta, maupun masyarakat. Sebuah potensi besar tidak akan berjalan sendiri tanpa kolaborasi dengan pihak lain,” paparnya.
Baca Juga: Gelorakan Program Air untuk Kehidupan, Cara DMC Dompet Dhuafa Cegah Kekeringan
Dia meyakini Dompet Dhuafa mampu mengelola aset wakaf produktif hingga tersalurkan ke penerima manfaat dengan tepat sasaran. Di samping itu, Kemenag maupun BWI sebagai pemangku regulasi memiliki tugas untuk mengatur bagaimana wakaf dapat diakses dan dilakukan dengan kemudahan-kemudahan.
“Ada juga lembaga keuangan syariah yang menaungi wakaf uang dan turunannya. Kolaborasi tidak lepas juga dari media yang mensyiarkan dahsyatnya wakaf,” imbuhnya.
Sulis Tiqomah menekankan peran KUA (Kantor Urusan Agama) agar terus meningkatkan sosialisasi dan berperan aktif dalam gerakan berwakaf bagi masyarakat. Selain sebagai Nazhir dalam pengelolaan wakaf, KUA juga berperan sebagai PPAIW (Pegawai Pencatat Akta Ikrar Wakaf) bagi wakif yang berkeinginan mewakafkan hartanya. “Peran KUA sebagai PPAIW dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah wakaf berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ujarnya.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Jogja dan UAD Kolaborasi Tingkatkan Literasi ZISWAF
Salah satu yang dijalankan pada program Wakaferse adalah Dompet Dhuafa Farm. Di mana bukan hanya para umat yang menerima manfaat, para wakif pun mendapatkan manfaatnya. “Dengan berwakaf di Dompet Dhuafa Farm setara nominal Rp18 juta, si pewakif secara gratis juga berkurban kambing selama 10 tahun dari Dompet Dhuafa Farm,” sebut Sulis.
Sementara Jaja Zarkasyi mengatakan, saat ini Kemenag membuat kebijakan itu karena sebenarnya sudah berjalan di masyarakat dan dampaknya luar biasa. Sehingga perlu diadakan terobosan kebijakan dan regulasi.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Yogyakarta Dukung Tunanetra Mandiri, Beri 500 Paket Bahan Produksi Sapu
“Seluruh tanah Wakaf dapat didaftarkan secara gratis meskipun yang tidak ada alas haknya. Pemerintah di sini sebagai kolaborator dan fasilitator dalam mengamankan aset wakaf,” kata Jaja.
Aliah Sayuti menyatakan, wakaf di Indonesia harus menjamah para generasi milenial. “Saya merasa memang generasi milenial adalah generasi yang konsumtif. Namun di balik itu, Dompet Dhuafa mampu menggiring kebiasaan konsumtif itu menjadi hal baik, yaitu dengan wakaf yang dengan mudah dilakukan selayaknya minum kopi,” ungkapnya. []
Tentang Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam memberdayakan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama lebih dari 29 tahun, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.