BacaJogja – Tidak asing lagi, kata wayang sering kali kita dengar dihampir semua kalangan. Banyak yang mengartikan bahwa wayang identik dengan budaya Jawa. Kesenian ini merupakan salah satu budaya khas tanah Jawa.
Tapi kali ini berbeda di tangan seorang Lejar Daniartana Hukubun. Pria lulusan Pascasarjana ISI Yogyakarta, Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini mampu menciptakan wayang kreasi yang sangat unik, “Wayang KK Lejar” namanya.
Baca Juga: Wayang Wisata Istimewa, Kreasi Seni Wayang dan Multi Media di Kulon Progo
Lejar, demikian ia biasa disapa, dilahirkan dari budaya yang berbeda ayahnya berdarah Kei Maluku namun lahir dan dibesarkan di Merauke Papua, sedangkan ibu dari Yogyakarta. Pria kelahiran Yogyakarta, 23 Oktober 1991 ini, kini sudah kurang lebih 6 tahun mengembangkan karya-karyanya.
Sejak tahun 2016 Lejar tertarik dengan wayang, di tahun 2019 dia mendesain ulang buku dan ilustrasi cerita rakyat suku Malind Anim Merauke, tujuan mendesain ulang agar buku lebih menarik dan komunikatif. Melalui media ini diharapkan agar cerita rakyat suku Malind dapat dipromosikan dan dikenal banyak orang.
Baca Juga: Flash Mob 100 Dalang Cilik di Malioboro Yogyakarta
Terinspirasi dari cerita rakyat dan ilustrasi ini, ia mengembangkan karya wayang dengan bentuk yang lebih kreatif, yang diberi nama Wayang KK Lejar, untuk menumbuhkan minat baca terutama bagi anak-anak dan remaja. Cerita rakyat ini mengandung pesan moral bagi kehidupan manusia dalam mencintai dan merawat lingkungan alam sekitar.
Lejar ingin membuat karya seni unik dalam bentuk wayang yang berbeda sebagai media dalam menyampaikan pesan untuk mengenalkan cerita rakyat suku Malind Anim.
Baca Juga: Pesta Boneka 2022 dari 18 Negara di Kampoeng Media Sleman Yogyakarta
Usahanya membuahkan hasil, kini perlahan wayang yang ia ciptakan mulai dikenal orang. Ia kerap kali mengikuti beberapa pameran kesenian di kota Yogyakarta. Tak hanya itu ia juga beberapa kali mementaskan wayangnya dibeberapa acara kesenian.
Ia berharap masyarakat bisa lebih mudah mengenal cerita rakyat suku Malind Anim Merauke baik melalui media cetak maupun wayang sebagai penunjang media yang menarik. Ia sudah mengembangkannya dalam berbagai bahan seperti kulit, kain keras, spon, dan plastik kanoplas.
Wayang yang dibuat mencerminkan bentuk imajinasi dengan mengolah ornamen dan warna sebagai wayang kreasi KK Lejar. []
Artikel ditulis oleh Nathalia Ellok Bp, Mahasiswa prodi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta