Dicoret dari Semarang Royale Golf, Puluhan Caddy Demo

  • Whatsapp
demo caddy semarang
Puluhan caddy demo memprotes pencoretan yang dilakukan pengelola Semarang Royale Golf . (Foto: Gus Mul)

BacaJogja – Puluhan caddy golf menggelar aksi demo memprotes pencoretan atau pemutusan kemitraan yang dilakukan pengelola Semarang Royale Golf (SRG). Pengelola dinilai tidak berhak mengusir mereka dari SRG mengingat lahan milik Pemkot Semarang.

Sekitar 50 caddy golf yang biasa mengais rezeki di Semarang Royale Golf, dulu bernama Gombel Golf, menggelar aksi damai di jalan masuk menuju area golf, kawasan Gombel Lama, Kecamatan Banyumanik, Semarang, Sabtu, 27 Mei 2023. Mereka berdemo, memprotes kebijakan pengelola SRG, PT Ardina Prima, yang memutus kemitraan 18 pramugolf.

Read More

Umroh akhir tahun

Koordinator Paguyuban Caddy SRG, Alex menuturkan caddy yang biasa melayani pegolf di SRG mayoritas berasal dari Semarang Candi Golf. Mereka bedol desa, pindah ke SRG seiring adanya kebijakan ruislag lahan oleh Pemkot Semarang, selaku pemilik lahan. sejak 2006

“Kami ini bukan pegawai atau pekerja dari pengelola SRG. Selama kerja di sini, sejak 2006 kami juga tidak pernah mendapat gaji dari pengelola SRG. Kami dapat bayaran, tips dari pegolf. Jadi kami tidak bisa dipecat sama perusahaan itu. Yang bisa mecat kami itu Pemkot Semarang, karena memang yang membawa kami ke sini adalah pemkot,” beber Alex, di sela aksi.

Baca juga: Bahagianya Maryono, Mitra Driver yang Anaknya Dapat Beasiswa Pendidikan Gojek Swadaya

Agustiman, 58 tahun, salah satu caddy yang didepak dari SRG menceritakan ia dan 17 rekannya belum lama ini mendapat surat dari PT Ardina Prima. Inti surat menyebutkan pemutusan kemitraan sebagai caddy. Alasannya ke-18 caddy dinilai sudah uzur.

“Bahwa per 1 Juni kami sudah tidak diperbolehkan aktivitas di SRG karena masalah usia, lebih dari 58 tahun. Kemudian kami bertemu dengan mereka dan dijanjikan mendapat tali asih sebesar Rp 2,8 juta,” ucap dia.

Bagi warga Karangpanas, Kecamatan Candisari tersebut, pemutusan kemitraan sama saja dengan memutus mata pencaharian mereka. Penawaran tali asih juga dirasa tidak sebanding dengan hasil keringat sebagai caddy selama ini.

“Intinya kami menolak kebijakan pengelola dan tetap minta bisa menjadi caddy di sini. Bukan masalah tali asih tapi kami minta tetap bisa bekerja sampai kami benar-benar sudah tidak mampu lagi.” tegas dia.

Ekwan Priyanto, perwakilan dari PT Ardina Prima menuturkan pemutusan kemitraan sejumlah pramugolf semata dalam rangka pengembangan bisnis SRG. Ia menyebut adanya permintaan dari costumer menjadi salah satu pertimbangan pihaknya tidak berkeinginan untuk bermitra dengan caddy yang sudah uzur.

“Namun kami juga tidak semena-mena dalam kebijakan pemutusan kemitraan tersebut. Ada sejumlah pilihan yang bisa diterima selain pemberian tali asih,” ucap Ekwan Priyanto, perwakilan PT Ardina Prima.

Selain tali asih, pihaknya juga tidak melarang kehadiran para caddy yang sudah diputus kemitraan ke SRG. Selama ada permintaan pribadi dari customer atau pegolf, ia mempersilakan para caddy beraktivitas.

“Dan yang lebih luar biasa, kami menawarkan kepada 18 caddy tersebut, jika ada anak atau keluarganya yang lain berminat jadi caddy menggantikan ayahnya. Atau jika anaknya berminat jadi karyawan di sini, kami prioritaskan untuk bisa diterima sesuai kebutuhan perusahaan,” katanya.

Baca lainnya: Survei Pilkada Kota Semarang: Ita dan Yoyok Bersaing, Iswar Aminuddin Naik Drastis

Penawaran penggantian pekerja tersebut, lanjut Ekwan hanya berlaku sebulan sejak 1 Juni atau keluarnya keputusan pemutusan kemitraan caddy. Khusus tali asih hanya berlaku sampai 1 Juni mendatang. Jika sampai batas waktu berakhir tak ada persetujuan, maka penawaran hangus.

“Kami tidak dalam posisi tawar menawar. Jika mereka tetap menolak dan hendak menempuh jalur hukum kami juga tidak ada masalah,” imbuh dia.

Usai aksi demo, keduabelah pihak bertemu membahas solusi atas kebijakan yang diambil pengelola SRG. Namun hingga pertemuan berakhir belum ada keputusan yang disepakati.

Diketahui, kawasan SRG milik Pemkot Semarang disewa oleh PT Semarang Pesona Semesta (SPS) sejak tahun 2022. Dan untuk pengelolaan SRG sendiri, PT SPS menunjuk PT Ardina Prima.  []

Related posts