BacaJogja – Prosesi Upacara Adat Suran Mbah Demang yang diselenggarakan pada 7 Sura atau malam hari jelang 8 Sura di Kalurahan Banyuraden Gamping berlangsung meriah, Selasa, 25 Juli 2023.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berkesempatan menyebar ‘udik-udik’ serta melepas merpati putih sebelum mengikuti prosesi kirab pusaka, kitab, dan bendhe menuju Rumah Tabon Ki Demang Cokrodikromo Modinan dengan menaiki andong.
Baca Juga: Menengok Upacara Adat Merti Desa Mbah Bregas Margoagung Seyegan Sleman
Kirab budaya Suran Mbah Demang melewati rute di sepanjang Desa Banyuraden dari mulai Halaman Kalurahan Banyuraden menuju Rumah Tabon Ki Demang di Modinan Jalan Godean Km 3. Ratusan bregada prajurit, kelompok kesenian serta ogoh-ogoh yang tergabung dalam 17 kelompok turut memeriahkan upacara adat tahunan ini.
Lurah Banyuraden Sudarisman menyampaikan Upacara Adat Suran Mbah Demang ini mengusung tema Hememayu Banyuraden yang berarti pelestarian upacara adat tradisi sebagai wujud menciptakan warga masyarakat desa yang bahagia.
Baca Juga: Rangkaian Acara Upacara Adat Luwaran Taruban 2023 di Kulon Progo Yogyakarta
Menurutnya, Upacara adat ini untuk mengenang ketokohan Ki Demang sekaligus serta menampilkan potensi budaya di Banyuraden.
Setelah prosesi adat selesai, masyarakat yang hadir memperebutkan gunungan yang telah dikirab menuju Tabon Ki Demang. Antusiasme ribuan masyarakat Banyuraden dan sekitarnya terlihat di sepanjang jalan yang dilalui kirab.
Pada kesempatan itu, Kustini mengajak masyarakat untuk melestarikan peninggalan dan tradisi leluhur. Nilai-nilai luhur yang dimiliki Ki Demang dapat dimaknai untuk diimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bisa dijadikan pegangan dalam hidup yang selaras dan tidak bertentangan dengan keyakinan terhadap Tuhan YME.
Baca Juga: Mengenal Upacara Adat Bekakak Keraton Yogyakarta di Gamping Sleman
Menurut dia, melalui Upacara Adat ini juga bisa menjadi pengingat bagi masyarakat Banyuraden dan sekitarnya akan tradisi leluhur yang harus dilestarikan. Apalagi Upacara Adat Suran Mbah Demang ini sudah menjadi warisan budaya tak benda yang ditetapkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Harapannya nilai-nilai luhur Ki Demang ini bisa diserap masyarakat sebagai bekal hidup bermasyarakat dan kegiatan ini bisa menjadi wisata budaya unggulan,” ujar Kustini.
Baca Juga: Makna Upacara Adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Parangtritis Bantul
Lebih lanjut, dengan nguri-uri kebudayaan dan tradisi leluhur ini kedepannya juga dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya melestarikan adat istiadat dan seni tradisi di Kabupaten Sleman. Serta harapannya dengen pelestarian budaya juga dapat meningkatkan perekonomian dan pariwisata Kabupaten Sleman secara berkesinambungan. []