BacaJogja – Politikus PSI Ade Armando meminta maaf atas pernyataannya yang disampaikan melalui video yang dibagikan terkait politik dinasti. Permintaan maaf disampaikan karena video sudah menimbulkan kegaduhan.
“Melalui video ini, saya ingin menyampaikan maaf sebesar-besarnya terkait video saya yang terakhir tentang politik dinasti sudah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan di Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Ade Armando yang disampaikan melalui akun Twitter @adearmando61.
Baca Juga: Sultan Minta Kecintaan Generasi Muda pada Gamelan Gaya Yogyakarta Perlu Ditingkatkan
Dari video yang disampaikan, Ade mengaku sudah sudah ada rencana tangkap dan datangi kantor PSI Yogyakarta. “Saya sudah mendengar ada aksi tangkap Ade Armando dan mendatangi kantor PSI Yogyakarta,” ungkapnya.
“Saya harus clear-kan, apa yang saya sampaikan dalam video tersebut merupakan pandangan pribadi saya, sikap politik saya. Ini tidak ada hubungannya dengan sikap politik maupun policy politik dari DPP PSI dan DPW PSI Yogyakata,” jelasnya.
Baca Juga: Kata Sultan soal Penolakan Warga Tanah Kas Desa di Cangkringan untuk Buang Sampah
Ade Armando mengungkapkan, apa yang disampaikan merupkan murni pandangan pribadinya. “Oleh karena itu, mengikuti arahan dari DPP PSI, saya mengajukan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada segenap pihak bila video saya telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan,” paparnya.
Seperti diketahui, Ade Armando mengkritik aksi aksi BEM UI dan UGM tentang politik dinasti. Beberapa peserta aksi memakai kaus bertuliskan “Republik Rasa Dinasti.”
Baca Juga: Sri Sultan HB X Respons Bentrok Warga di Yogyakarta: Bebrayan Paseduluran
Politikus PSI Ade Armando menyindir kritikan aktivis mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang melakukan demo keliru tentang definisi dari politik dinasti.
Ade mengaku merasa ironis dengan aksi tersebut sebab politik dinasti sesungguhnya berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi lokasi aksi mahasiswa. “Ini ironis sekali karena mereka sedang berada di wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti dan mereka diam saja,” kata Ade Armando.
“Anak-anak BEM ini harus tahu dong. Kalau mau melawan politik dinasti, ya politik dinasti sesungguhnya adalah Daerah Keistimewaan Yogyakarta,”
Baca Juga: NdarBoy, Shaggydog, Jogja Hiphop Foundation Konser di Sultan Agung Bantul
Ade Armando mengkritik tentang proses Pemilu di Yogyakarta yang tidak sama dengan banyak wilayah di Indonesia lainnya. Di Yogya, tidak ada pemilihan Gubernur lima tahun sekali sebab satu-satunya yang berhak menjadi Gubernur adalah raja.
“Gubernurnya tidak dipilih melalui Pemilu. Gubernurnya adalah Sultan Hamengku Buwono X yang telah menjadi Gubernur karena garis keturunan,” tambahnya. []