Kemenkominfo RI Ajak 15 Ribu Kalangan Pendidikan di Bantul Perangi Hoaks

  • Whatsapp
literasi digital
Nobar literasi digital. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023.

Data menyebutkan bahwa hoaks kategori kesehatan paling banyak selama periode penelusuran tersebut yaitu 2.357 konten. Konten hoaks terbanyak berikutnya adalah seputar penipuan dan pemerintahan, masing-masing ditemukan sebanyak 2.210 konten. Sementara konten hoaks seputar pemerintahan, merujuk pada akun palsu pejabat pemerintah pusat, daerah, dan lembaga.

Read More

Umroh akhir tahun

Selain itu, terdapat pula informasi menyesatkan mengenai kebijakan pemerintah.Konten hoaks bermuatan penipu berkaitan dengan rekrutmen, tautan phishing, akun dan nomor palsu, pemberian bantuan sosial, dan hadiah.

Baca Juga: Berita Hoaks, Kepala BNPB atau Ketua Satgas Covid-19 Letjen TNI Suharyanto ke Israel

Di urutan berikutnya ada kategori politik, yang ditemukan sebanyak 1.628 konten hoaks hingga akhir 2023. Konten ini didominasi informasi yang berkaitan dengan partai politik, kandidat, serta proses pemilu.

Selanjutnya konten hoaks dari kategori Internasional sebanyak 713 konten, Kejahatan: 640 konten, Kebencanaan: 554 konten, Pencemaran nama baik: 489 konten, Keagamaan: 348 konten, Mitos: 229 konten, Perdagangan: 71 konten, Pendidikan: 68 konten, Lainnya: 1.030 konten.

Atas dasar banyak konten hoaks itu, Kemenkominfo RI mengajak kalangan pendidikan untuk memerangi berita tidak valid atau hoaks. Langkah yang dilakukan yakni dengan menggelar acara nobar literasi digital dengan mengundang partisipasi dari guru dan pelajar yang digelar pada Selasa, 30, April 2024.

Baca Juga: Asosiasi Media Siber Indonesia dan Polda DIY Kolaborasi Lawan Hoaks Jelang Pemilu 2024

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul Nugroho Eko Setyanto mengatakan, kegiatan bertema ‘Tantangan Hoaks Dalam Dunia Pendidikan’ akan melibatkan 15 ribu peserta. Mereka berasal dari kalangan pelajar dan tenaga pendidik yang ada di Bumi Projotamansari. “Nonton bareng ini digelar secara daring,” katanya Senin, 29, April, 2024.

Narasumber pada acara ini selain Nugroho Eko yang akan memaparkan pandangannya di dunia digital, juga ada Krisna Aditya selaku Social Media Strategist Tular Nalar dan pegiat media sosial Beni Sasangka

Nugroho menjelaskan, di era kemajuan digital banjir informasi di dunia maya tidak bisa dibendung. Hal yang menjadi persoalan adalah tidak semua informasi yang ada bersifat positif dan bermanfaat khususnya bagi dunia pendidikan. “Banyak informasi bohong atau hoaks yang semakin masif. Dampaknya bisa menimbulkan perpecahan dan merugikan masyarakat,” katanya.

Baca Juga: Hoaks, Hepatitis Akut Efek Samping Vaksin Covid-19

Menurut dia, semakin tinggi pengguna internet maka semakin tinggi pula kemungkinan tindak kejahatan yang diawali oleh beredarnya berita hoaks di dunia digital. Untuk itu, pemerintah memberikan edukasi mengenai literasi digital sedini mungkin.

“Dengan bahaya-bahaya yang berpotensi ditimbulkan karena penyebaran hoaks, maka program nonton bareng literasi digital ini menjadi sangat penting dan akan berguna untuk pelajar maupun tenaga pendidik,” ucapnya.

Pada program ini, selain Nugroho Eko yang juga menjadi pembicara, ada narasumber lain yang juga akan memaparkan pandangannya di dunia digital, yakni Krisna Aditya selaku Social Media Strategist Tular Nalar dan pegiat media sosial Beni Sasangka. []

Related posts