BacaJogja – Perang Dunia I adalah waktu yang mengerikan untuk menjadi seorang prajurit di garis depan. Negara-negara yang terlibat perang dengan terburu-buru mengembangkan dan mengimplementasikan alat penghancuran terbaru dan paling efektif.
Dikutip dari Kisah Ulama Dan Sejarah Nusantara, sebelum perang, pasukan benar-benar tidak tahu bagaimana keampuhan senjata lawan termasuk pesawat dan tank.
Baca Juga: Pemudik Kapal Perang KRI Banjarmasin 592 Tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Tetapi hal yang tidak terduga adalah apa yang gisebut sebagai anak panah flechette. Senjata ini sedikit lebih besar dari anak panah yang sekarang kerap digunakan untuk mainan adu tepat. Tetapi anak panah ini benar-benar menjadi horor.
Panjangnya kira-kira lima inci, beratnya hanya sekitar satu pon, dan terbuat dari baja yang runcing. Ketika anak panah ini terjatuh dari ratusan kaki di atas tanah, akan meluncur dengan cepat dan cukup untuk menembus helm dan bahkan kendaraan.
Baca Juga: Foto-foto Latihan Perang di Kota Yogyakarta
Cukup dengan membuat ujung panah lebih berat atau menambahkan bulu burung ke ujung yang tumpul, anak panah akan selalu mendarat dengan sisi yang runcing di bagian bawah.
Sekarang bayangkan jika seorang pilot dapat melepaskan tabung berisi sekitar 250 anak panah sekaligus maka pasukan darat akan mengalami hujan panah baja yang brutal.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Pesawat Tanpa Awak Palapa S-1 dan S-2 Karya Guru Besar UGM
Sebagaimana ditulis We Are the Mighty, Italia adalah negara yang pertama menciptakan anak panah ini sebelum perang, tetapi segera negara-negara lain menirunya.
Namun anak panah flechette tidak bertahan melewati tahun-tahun awal perang ketika bom dianggap lebih efektif. Tetapi desain panah tajam yang digunakan untuk perang kemudian muncul kembali dengan amunisi flechette yang digunakan dalam senapan dan amunisi artileri Beehive yang digunakan dalam Perang Vietnam. []