Lembaga Pengembangan Olahraga Muhammadiyah Insiasi Pengurangan Perilaku Sedentary

  • Whatsapp
Perilaku Sedentary
Workshop Perilaku Sedentary (Istimewa)

BacaJogja – Anak-anak sekarang termanjakan oleh gawai (gadget). Mereka lebih suka main game online dan menonton video TikTok, alih-alih beraktivitas fisik. Inilah yang menjadi ancaman bagi Indonesia Emas 2045. Perilaku ini disebut sedentary behavior.

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sedentary behavior merupakan perilaku duduk, berbaring sehari-hari tetapi tidak termasuk waktu tidur, baik di tempat kerja, di rumah, atau di perjalanan/transportasi. Dengan kata lain, sedentary behavior merupakan gaya hidup orang yang malas/jarang sekali untuk menggerakkan tubuhnya.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Tiga Atlet Sleman di Kejuaraan Asean School Game Vietnam Terima Uang Pembinaan

World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia telah membuat panduan aktivitas jasmani selama 60 menit yang dapat dilakukan setiap hari. Studi yang dilakukan oleh Kemenkes RI menunjukkan bahwa 64,4% anak usia 10-14 tahun dan 49,6% anak usia 15-19 tahun belum pernah melakukan aktivitas jasmani dalam jumlah yang cukup.

Berangkat dari fenomena ini, Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan mengadakan Workshop Peningkatan Aktivitas Jasmani dan Mengurangi Perilaku Sedentary Bagi Siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah.

Baca Juga: Tapak Suci Sumbang Enam Emas dalam Asean University Games 2024

Tujuan workshop ini adalah mengurangi sedentary behavior melalui workshop bagi guru Pendidikan Jasmani dan guru kelas di lingkungan sekolah dasar Muhammadiyah di Yogyakarta pada Rabu (10/7/2024).

Workshop akan digelar di Amphitheater A Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Program ini merupakan kolaborasi dengan program pengabdian masyarakat Universitas Ahmad Dahlan.

Aprida Priambadha selaku ketua pelaksana workshop menjelaskan tujuan dari pelaksanaan workshop tersebut adalah meningkatkan kepedulian tentang permasalahan sedentary behavior dan tingginya penggunaan perangkat berbasis layar di lingkungan anak usia sekolah dasar.

Baca Juga: Umrah Private Lebih Fleksibel, Apa Alasannya?

“Selain itu workshop ini juga bertujuan untuk mengenalkan model-model gerak anak kepada guru sebagai alternatif memenuhi kebutuhan gerak anak di sekolah”, jelas Aprida lebih lanjut pada Selasa (9/7).

Rencananya workshop ini akan diikuti oleh 120 orang peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, dan guru olahraga sekolah dasar Muhammadiyah di Yogyakarta.

Berdasarkan informasi dari ketua pelaksana kegiatan, Aprida Agung Priambadha workshop tersebut akan dihadiri oleh Dr. Gatot Sugiarto, S.H., M.H., selaku ketua Lembaga Pengembangan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus sebagai narasumber, Fitria Dwi Andriyani, M.Or., Ph.D., selaku dosen Fakuktas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan UNY, dan Dr. dr. Rachmah Laksmi Ambardini, M.Kes., selaku dosen Fakultas Kedokteran UNY guna mendiskusikan dan menjawab permasalahan di atas (IAF) []

Related posts